Berbagai aktivitas proses produksi merupakan salah satu ujung tombak
terciptanya suatu produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Untuk itu perlu
adanya alur kerja yang sistematis, efektif dan efisien. Salah satu masalah yang
sering muncul pada alur produksi adalah terjadinya antrian material untuk
diproses, sehingga tidak jarang menimbulkan bottleneck. Bottleneck akan
mengurangi utilitas komponen produksi, seperti mesin dan pekerja. PT.
Dirgantara Indoensia merupakan perusahan manufaktur pesawat terbang di
Indonesia. Jumlah pesanan komponen pesawat yang cukup banyak, namun dengan
manajemen kapasitas yang kurang memadai menyebabkan banyaknya proses
antrian dalam pembuatan suatu part pesawat yang dipesan. Salah satu solusi
untuk mengatasi permasalahan diatas adalah dengan menggunakan metode TOC
(theory of constraints), karena sistem ini mencoba untuk menyelesaikan masalah
secara menyeluruh, dan menekankan pada penyelesaian bottleneck, dengan
sumber penyebab hal yang menghalangi tercapainya tujuan disebut constraint.
Dalam beberapa penelitian sebelumnya juga TOC mampu mengurangi rata-rata
lead time hingga 69 %, mereduksi inventory level hingga 50%, meningkatkan duedate-
performance sebesar 60% dan memperbesar throughput dan revenue sebesar
68 % (Steven J. Balderstone in Steven J. Balderstone and Victoria J. Mabin,
2000). Hal tersebut yang mendasari penelitian mengenai optimasi Lead Time
dengan menjadikan Bottleneck sebagai control point pada PT. Dirgantara
Indonesia.
Penelitian ini diawali dengan pengamatan terhadap constraint yang ada
dilapangan, dalam hal ini bottleneck. Penentuan bottleneck dilakukan dengan
menentukan weekly load dari masing-masing operasi. Weekly load terbesar
merupakan bottleneck yaitu pada mesin CNC U. MACH DECKEL MAHO. Pada
mesin ini weekly load mencapai 100.52%, sehingga perlu adanya perbaikan dari
sistem yang ada saat ini. Pada tahap menyelesaikan bottleneck digunakan analisis
TOC. Dari hasil analisis menggunakan tools tersebut didapat salah satu cara untuk
meminimalisir adanya constraint yaitu dengan melakukan penjadwalan
menggunakan algoritma OPT (Optimized Production Technology).
Dari hasil penjadwalan didapat urutan job yang sebaiknya dilakukan
terlebih dahulu yaitu dengan Jid No.1717019, 1717015, 1717020, 1717018,
1717026, 1717023, 1717022,1717021, 1717014, 1717027, 1717024, 1717017.
Dari hasil penjadwalan dilakukan analisis terhadap hasil penjadwalan bahwa
utilitas resource bottleneck sudah mencapai maksimal. Dengan usulan yang
mencoba tiga scenario yaitu melakukan penjadwalan, penambahan mesin serta
melakukan penjadwalan dan penambahan mesin didapat bahwa penyelesaian
pekerjaan akan lebih baik jika dilakukan dengan melakukan penjadwalan dan
penambahan . Dengan Lead Time mencapai 164.50 jam atau turun sebesar 25.4%. Bottleneck, Pembatas , Theory of Constraint , Penjadwalan, Lead