Era perdagangan bebas menuntut perusahaan-perusahaan manufaktur Indonesia untuk
selalu melakukan perkembangan. Persaiangan yang datang dari dalam ataupun luar
negeri semakin meningkat sehingga perusahaan manufaktur perlu melakukan
tindakan untuk meningkatkan daya saing perusahaan. Selain meningkatkan kualitas,
meningkatkan daya saing perusahaan dapat dilakukan dengan cara meningkatkan
produktivitas untuk memenuhi kebutuhan pelanggan
Salah satu cara untuk meningkatan produktivitas adalah dengan menggunakan Line
Balancing dan Lean Manufacturing. Line Balancing meningkatkan produktivitas
dengan cara menyeimbangkan beban kerja antar stasiun kerja dan meminimasi idle
time, sedangkan lean manufacturing merupakan salah satu pendekatan yang dapat
meningkatkan produktivitas dengan cara mengurangi pemborosan-pemborosan yang
terdapat system produksi. Pemborosan-pemborosan tersebut digolongkan menjadi 8
jenis pemborosan menurut Toyota.
Dari penelitian ini, menghasilkan produkstivitas dan performansi perusahaan yang
semakin meningkat. Line efficiency meningkat sebesar 10.52%, jumlah produksi
meningkat menjadi sesuai target yaitu 500 buah perhari, dengan penghematan
mencapai Rp 6,761.76 perunit. Sehingga perusahaan dapat meningkatkan laba hingga
Rp 4,592,886.92 perhari dari kondisi aktual perusahaan. Usulan yang diberikan dari
penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan dalam menghadapi persaingan
yang ada baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Line Balancing, Lean manufacturing