PT. Garsel Fashion Shoes merupakan perusahaan yang memproduksi berbagai
macam sepatu. Produk sepatu kulit menjadi produk yang difokuskan untuk
dilakukan perbaikan kualitas oleh perusahaan di tahun 2010-2011. Hingga saat
ini, perusahaan masih dihadapkan pada permasalahan kualitas produk yang belum
maksimal yang ditunjukkan dengan rata-rata cacat antara bulan Agustus 2010-Mei
2011 adalah 1,99%.
Untuk mengatasi permasalahan cacat tersebut, digunakan metode six sigma,
dengan prinsip mencapai zero defect. Dalam six sigma terdapat lima langkah,
yang disebut DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control), tetapi pada
penelitian ini hanya dilakukan sampai tahap Improve. Dalam tahap define,
dilakukan pendefinisian proses produksi sepatu kulit dan penentuan Critical to
Quality (CTQ). Pada tahap measure dilakukan pengumpulan data-data CTQ
potensial dan perhitungan stabilitas dan kapabilitas proses. Kemudian pada tahap
Analyze yang dilakukan adalah analisis kinerja produksi, analisis penentuan
prioritas masalah, Root Cause Analyze, dan implementasi 5S. Dalam tahap
improve, didasarkan pada analisis yang dilakukan pada tahap analyze. Usulan
diberikan untuk mengurangi jumlah cacat yang timbul pada produk sepatu kulit.
Dalam penelitian ini, didapat dua CTQ Kunci yaitu kesempurnaan fisik produk,
dan kelengkapan aksesoris produk. Berdasarkan dua jenis CTQ tersebut, terdapat
4 jenis cacat yang ditemukan. Berdasarkan 4 jenis cacat, diambil 1 jenis cacat
terbesar yang akan difokuskan sehingga usulan nanti dapat lebih terarah dan
terfokus. Adapun kinerja eksisting produksi sepatu kulit pada level output adalah
nilai DPMO 4.973,55 dan level sigma 4,07. PT. Garsel Fashion Shoes perlu
memperbaiki proses secara terus menerus agar mencapai 6 sigma. Beberapa
rekomendasi diberikan untuk meningkatkan kualitas produk. Rekomendasi yang
diantaranya seperti peletakan SOP di meja produksi, penggunaan stopwatch, dan
peletekan lokasi air minum. Six Sigma, Critical to Quality, DPMO, Level Sigma, implementasi 5S