PT Sepatu Mas Idaman (SEMASI) merupakan perusahaan yang memproduksi sepatu di Indonesia dengan pangsa pasang luar negeri. Sistem produksi yang digunakan adalah sistem make to order. Salah satu produk yang sedang diproduksi adalah Sperry Top Sider yang diproduksi pada Line E. Permintaan akan sepatu Sperry ini mencapai rata-rata 2.000 pasang tiap harinya. Namun, Line E baru bisa menyanggupi rata-rata 1.500 pasang tiap harinya. Pemborosan yang terjadi pada Departemen Assembling adalah 97,02% dengan lead time 13,09 jam atau 47.158,48 detik. Untuk ini dilakukan Value Stream Mapping untuk menggambarkan aliran nilai yang terjadi dan dilakukan usaha perbaikan untuk mengeliminasi pemborosan dengan teknik-teknik lean manufacturing.
Tahap penelitian diawali dengan tahap Current State Drawing yang dilakukan untuk mengidentifikasi pemborosan yang terjadi. Pada tahap ini diketahui melalui Value Stream Mapping bahwa pemborosan yang terjadi pada Departemen Assembling adalah 97,02% dengan lead time 13,09 jam atau 47.158,48 detik. Kemudian dilakukan Detailed Mapping menggunakan Process Activity Mapping dan menghasilkan aktivitas yang terbesar adalah delay 92,22%, transportasi 4,69%, operasi 3,06%, dan inspeksi 0,03%. Penyebab pemborosan terbesar adalah waktu WIP antar elemen kerja sehingga memperbesar lead time. Selanjutnya dilakukan Future State Design untuk mencari strategi dan solusi masalah pemborosan tersebut. Solusi yang didapatkan adalah membuat aliran yang kontinu, menerapkan metode Full work, mengatasi bottleneck, dan mengurangi jumlah lot di beberapa proses. Lead time pada tahap ini didapatkan lebih singkat yaitu sebesar 1,71 jam atau 6.163,01 detik dan dapat menyelesaikan 2.000 pasang sepatu Sperry setiap harinya. lean manufacturing, Value Stream Map, Process Activity Map, eliminasi pemborosan, Sperry Top Sider, PT SEMASI