PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk, merupakan salah satu perusahaan
perkebunan swasta nasional milik Bakrie Groups yang bergerak dalam bidang
perkebunan kelapa sawit. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Kisaran Palm Oil Mill
merupakan salah satu unit pabrik yang bergerak di bidang pengolahan kelapa
sawit yang bertujuan untuk menghasilkan minyak sawit kasar Crude Palm Oil
(CPO) dan inti sawit Palm Kernel (PK).
Hingga saat ini, perusahaan masih dihadapkan pada permasalahan kualitas
produk PK yang belum maksimal yang ditunjukkan dengan masih belum
tercapainya target produksi serta masih banyaknya jumlah cacat dalam satu bulan
produksi. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, digunakan metode six sigma,
dengan prinsip mencapai zero defect atau pencapaian jumlah cacat produk sebesar
3,4 part per million (3,4 bagian per sejuta). Dalam six sigma terdapat lima
langkah, yang disebut DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control).
Dalam tahap define, dilakukan pendefinisian proses produks PK dan penentuan
Critical to Quality (CTQ). Pada tahap measure dilakukan perhitungan level
sigma, DPMO, dan perhitungan stabilitas proses. Kemudian, akan dianalisis
kinerja produksi PK yang kemudian dilakukan analisis akar permasalahan
penyebab cacat dengan menggunakan fishbone diagram. Dalam tahap improve,
diberikan usulan yang didasarkan pada analisis yang dilakukan pada tahap
analyze, selain itu juga dilakukan penentuan prioritas perbaikan produk PK
dengan menggunakan FMEA. Usulan diberikan untuk mengurangi jumlah cacat
yang timbul pada produk PK menggunakan bantuan tools 5W 1H.
Dalam penelitian ini, didapat tiga CTQ yaitu keutuhan produk, kebersihan
produk dan kesesuaian kadar air produk dengan spesifikasi yang diinginkan
konsumen. Berdasarkan tiga jenis CTQ tersebut, terdapat 3 jenis cacat yang
ditemukan yaitu produk pecah, kotor, dan kadar air melebih standar yang telah
ditentukan. Dengan menggunakan diagram pareto diketahui 2 jenis cacat yang
paling berpengaruh yaitu produk (PK) pecah dan kotor. Kedua jenis cacat tersebut
disebabkan oleh tidak adanya pemisahan antara biji yang berukuran besar, sedang,
dan kecil, tidak ada tindakan pembersihan kotoran pada area loading ramp, rotor
bar dan rotor plate tidak berfungsi dengan baik, rotor plate berlubang, operator
lelah, motivasi kerja kurang, operator bekerja tidak sesuai instruksi kerja, lantai
loading ramp kotor, dan disebabkan karena operator tidak disiplin.
Usulan yang diberikan adalah membuat dan menggunakan alat berupa
sekat (dinding pembatas) yang diletakkan pada alat nut hopper di area stasiun
kerja pressing, memodifikasi lantai loading ramp dengan cara membuat sela –
sela pada lantai loading ramp agar kotoran dapat terpisah dari TBS yang akan
diproses, memberi oli pada mesin ripple mill agar bekerja dengan optimal dan
membuat catatan pengingat untuk mengetahui sudah berapa jam lamanya mesin
digunakan, dan memberikan penyuluhan kepada semua pekerja tentang
pentingnya kualitas dan peran pekerja dalam menjaga kebersihan di area lantai
produksi. Manajemen mutu, Six Sigma, CTQ, Failure Mode and Effect Analysis