Pergeseran fondasi ekonomi dari era industri menjadi era knowledge yang
dirasakan pula pada proyek. PT LEN Railway System bergerak pada
pembangunan proyek pensinyalan kereta api, namun pada proses perencanaan
proyek pada perusahaan tersebut masih berupa tacit knowledge (pengalaman)
pekerja yang akan hilang saat pekerja tersebut sudah tidak berada di perusahaan
itu lagi. Oleh karena itu, diperlukan adanya konversi knowledge pekerja yang
masih berbentuk tacit knowledge menjadi knowledge yang terdokumentasikan ke
dalam bentuk explicit knowledge, sehingga knowledge tersebut tersimpan di dalam
perusahaan.
Pada penelitian ini kegiatan perencanaan proyek di PT LEN Railway System akan
dilakukan pembuatan SOP dari best practice dari tiap aktivitas. Aktivitas-aktivitas
tersebut adalah pembuatan WBS, penentuan jadwal proyek, penentuan biaya
proyek, pemilihan supplier, pembuatan desain proyek dan pengadaan barang.
Penelitian ini menggunakan metode SECI (Socialization, Externalization,
Combination, Internalization). Pada tahap socialization dilakukan eksplorasi data
kepada pelaku proyek yang bersangkutan mengenai proses bisnis suatu aktivitas
maupun tacit dan explicit knowledge dari masing-masing aktivitas. Pada tahap
externalization dilakukan pendokumentasian dari hasil eksplorasi data yang
berbentuk tacit knowledge menjadi explicit knowledge. Pada tahap combination
dilakukan pemilihan best practice dengan menggunakan beberapa tools yaitu:
untuk melakukan pemilihan kriteria menggunakan metode Delphi, untuk
mengetahui bobot dari masing-masing kriteria menggunakan metode AHP dan
untuk mendapatkan rating (pemilihan best practice) menggunakan metode factor
rating. Best practice yang didapatkan akan dikombinasikan dengan proses
aktivitas dari PMBOK. Pada tahap internalization dilakukan penginformasian
kepada pekerja mengenai best practice yang telah didapatkan dari hasil penelitian.
Hasil dari kombinasi best practice dengan proses aktivitas dari PMBOK akan
menjadi acuan dalam pembuatan SOP untuk tiap aktivitas perencanaan proyek.
Best practice yang terpilih dari hasil perhitungan factor rating didapatkan sebagai
berikut best practice pembuatan WBS adalah proses bisnis dari responden 2
dengan nilai sebesar 8,710, untuk penentuan jadwal proyek dari responden 2
dengan nilai sebesar 8,067, untuk penentuan biaya proyek dari responden 3
sebesar 9,554, untuk pemilihan supplier dari responden 1 sebesar 8,330, untuk
pembuatan desain proyek dari responden 1 sebesar 8,368 dan untuk pengadaan
barang dari responden 1 dengan nilai sebesar 8,195. Knowledge management, Metode SECI, Knowledge conversion.