Proses maintenance mesin baik secara corrective maupun preventive pada Departemen Maintenance PT Dirgantara Indonesia di dalamnya tersimpan knowledge berbentuk pengalaman mekanik yang bisa didapatkan setelah proses maintenance mesin terlewati guna untuk proses maintenance mesin periode selanjutnya. Pengalaman dalam benak mekanik yang masih berupa tacit knowledge dapat mudah hilang apabila tidak terdokumentasikan dengan baik. Oleh karena itu, pendokumentasian knowledge perlu dilakukan melalui konversi knowledge untuk mengubah knowledge mekanik yang masih berbentuk tacit knowledge menjadi explicit knowledge, karena knowledge berbentuk explicit biasanya lebih mudah untuk dipelajari.
Proses konversi knowledge menggunakan metode SECI yang terdiri dari empat tahap yaitu Socialization, Externalization, Combination, dan Internalization. Pada tahap socialization, knowledge mekanik pada Departemen Maintenance mengenai proses maintenance mesin Toshiba BMC-100(5) yang masih berbentuk tacit knowledge ditangkap dengan melakukan wawancara. Tacit knowledge yang didapat dari mekanik kemudian didokumentasikan menjadi explicit knowledge dalam bentuk panduan pelaksanaan maintenance mesin. Hasil panduan pelaksanaan aktivitas maintenance mesin Toshiba BMC-100(5) ini akan dijadikan dasar dalam pencarian best practice dengan menggunakan brainstorming. Hasil best practice panduan pelaksanaan dijadikan sebagai acuan untuk pembuatan storyboard sebagai konten dalam e-learning.
Storyboard yang dibuat berdasarkan best practice proses maintenance mesin yang akan digunakan sebagai konten dalam pembuatan e-learning. E-learning yang telah dibuat dijadikan sebagai alat bantu pembelajaran baru bagi mekanik mengenai panduan pelaksanaan maintenance mesin Departemen Maintenance PT Dirgantara Indonesia pada periode berikutnya.
Tacit knowledge, explicit knowledge, brainstorming, best practice, storyboard dan e-learning.