Proyek TITO merupakan proyek pergantian jaringan telepon kabel tembaga
menjadi serat fiber optik yang akan meningkatkan kecepatan akses internet
melalui telepon rumah menjadi 10 Mbps—80 Mbps. Konversi knowledge
diperlukan untuk mempertahankan aset yang terdapat dalam suatu organisasi
dengan cara mendokumentasikan knowledge yang dimiliki oleh pelaku proses
bisnis dalam bentuk tacit knowledge menjadi bentuk explicit knowledge, sehingga
dapat tersimpan dengan baik dan dapat dengan mudah dipelajari oleh pelaku
proses. Pelaku proses survei dinamakan surveyor, sedangkan pelaku proses design
dinamakan drafter. Kegiatan survei dan design belum memiliki dokumentasi yang
baik dan terdapat beberapa perbedaan alur proses dari setiap surveyor dan drafter.
Hal ini disebabkan adanya perbedaan pengalaman dan kebiasaan dalam
melakukan proses survei dan design. Untuk mendapatkan proses bisnis yang
seragam dan terdokumentasi dengan baik diperlukan best practice proses survei
dan design.
Metode SECI terdiri dari empat tahap knowledge conversion yaitu socialization,
externalization, combination, dan internalization. Pada tahap awal dilakukan
eksplorasi data dengan karakteristik key person yang memiliki kualitas output,
pengalaman dan pemahaman yang baik. Setelah itu, dilakukan dokumentasi hasil
wawancara, alur proses bisnis, tacit knowledge dan explicit knowledge. Untuk
mendapatkan best practice proses survei dan design yang berupa SOP dan
menjadi acuan pengerjaan proses dilakukan perhitungan menggunakan factor
rating method. Nilai Wtd terbesar pada proses survei ISP adalah yang dilakukan
oleh surveyor ISP 3 dengan nilai 13,017, pada proses survei OSP yang dilakukan
oleh surveyor OSP 1 dengan nilai 9,715, pada proses design ISP yang dilakukan
oleh drafter ISP 1 dengan nilai 9,868, dan pada proses design OSP yang dilakukan
oleh drafter OSP 4 dengan nilai 9,332. Setiap best practice proses tidak
sepenuhnya merujuk kepada proses bisnis yang memiliki nilai tertinggi karena
belum tentu proses bisnis yang tidak terpilih tidak baik. Maka setiap aktivitas
yang terdapat pada proses bisnis akan dikonsultasikan kembali kepada pelaku
proses. Tahap akhir yaitu melakukan FGD untuk memperkenalkan best practice
proses kepada pelaku proses. Hasil dari FGD yaitu setiap best practice proses
dapat diaplikasikan oleh pelaku proses. Standard Operation Procedure (SOP), best practice, survei, design, knowledge conversion.