PT. ABC merupakan salah satu perusahaan tekstil di Indonesia yang bergerak dalam bidang pembuatan benang polyester yang biasa disebut dengan DTY (Draw Twistered Yarn). Saat ini, PT. ABC merasakan dampak dari ketatnya persaingan perusahaan dalam bidang tekstil dikarenakan perusahaan tekstil China sedang berusaha melakukan ekspansi ke wilayah Jawa Barat dengan cara mendirikan pabrik tekstil. Salah satu cara untuk menghadapi persaingan yang ketat ini adalah dengan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan.
Peningkatan kualitas dilakukan terhadap produk DTY dan difokuskan pada lot ZW 2747 Grade AR3. Berdasarkan data jumlah produksi, data jumlah cacat dan persentase cacat pada periode Januari sampai Desember 2011, jumlah rata-rata cacat pada produk DTY lot ZW 2747 Grade AR3 selalu melebihi target maksimum cacat perusahaan yaitu 1% dari jumlah produksi. Oleh karena itu, akan dilakukan usaha perbaikan kualitas dengan metode six sigma untuk menurunkan tingkat cacat pada produk tersebut.
Metode six sigma terdiri dari 5 tahap, yaitu define, measure, analyze, improve dan control (DMAIC). Pada tahap define, diidentifikasi terdapat 5 buah CTQ potensial yang berpengaruh terhadap kualitas produk. Dengan pengukuran pada tahap measure, diketahui bahwa proses produksi belum stabil dan kapabilitas prosesnya ditunjukkan dengan level sigma sebesar 4,099 dengan DPMO 4676,87. Berdasarkan tahap analyze ditemukan 7 penyebab kegagalan potensial yang menjadi prioritas untuk perbaikan. Usulan yang dirancang untuk melakukan perbaikan adalah penerapan feed-forward control dalam pengecekan paper tube, pengecekan atau penggantian nip roller, traverse guide, heater dan ceramic secara berkala, pengendalian udara pada lantai produksi DTY dan pembuatan display pengingat untuk operator.
Kualitas, Six sigma, CTQ potensial, DTY Lot ZW 2747 Grade AR3, DPMO, Level sigma, DMAIC