PT. Kereta Api Indonesia (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang bergerak dalam penyediaan jasa transportasi kereta api di
Indonesia baik itu transportasi manusia maupun tra
nsportasi barang. Sebagai salah
satu penyelenggara layanan transportasi, aspek keselamatan dan keamanan
tentunya menjadi indikator utama keberhasilan PT Kereta Api Indonesia
(
Persero
).
K
ondisi infrastruktur kereta api seperti jalan rel, jembatan,
terowongan,
sinyal, dan lain sebagainya memegang peran yang penting
Untuk
menjaga kondisi
jalan rel agar mampu mendukung operasi kereta api secara optimal
, PT KAI
menyusun program perawatan jalan rel yang tentunya ditujukan untuk menjaga
kualitas jalan rel
dan juga menjaga keandalan jalan rel.
Sebagai Badan Usaha Milik Negara dimana sebagian anggarannya di subsidi oleh
pemerintah, permasalahan
budget constrain
merupakan hal yang tidak dapat
dihindari. Dalam
policy paper
mengenai Perubahan Kebijakan dan Pel
aksanaan
PSO
IMO
TAC untuk meningkatkan Kualitas Pelayanan Angkutan Kereta Api
yang disusun oleh Bappenas (2011). Kegiatan
maintenance
yang tidak
direncanakan dalam program tentunya tidak masuk kedalam rancangan anggaran
pemeliharaan jalan rel kereta api s
ehingga semakin banyak kegiatan
maintenance
jalan rel yang dilakukan diluar program yang direncanakan, maka PT KAI akan
menanggung beban biaya pemeliharaan jalan rel yang semakin besar
Sehingga
perlu diestimasikan berapa besar biaya pemeliharaan untuk sisa
umur jalan rel
tersebut.
Life C
ycle Cost dengan pendekatan parameter RAM dapat digunakan untuk
menghitung besar total biaya jalan rel selama sisa hidupnya.Parameter RAM
dapat digunakan untuk memprediksi
failure
yang terjadi dengan melakukan
plotting
dist
ribusi normal, weibull,dan 3 parameter weibull. Setelah itu akan
didapatkan parameter laju kerusakn yang akan digunakan untuk memprediksi
failure.
Setelah
failure
terprediksi maka dapat dilakukan penghitungan terhaap
biaya
biaya penyusun LCC seperti
Cconst
ruction Cost
,
Periodic Maintenance
Cost
,
Unplanned Maintenance Cost
, dan
Delay Cost
.
Setelah dilakukan
perhitungan didapatkan total
maintenance cost
yang perlu dianggarkan untuk sisa
umur hidup R 54 selama 30 tahun adalah sebesar
108.955.156.621
untuk
unplanned maintenance cost
dan untuk
periodic maintenance
adalah sebesar Rp
6.029.407.499
Total Delay Cost
yang perlu dianggarklakan untuk 30 tahun ke
depan
jika total downtime yang berpengaruh pada delay adalah 3%
maka total
biaya untuk sisa hidup rel ker
eta R54 adalah sebesar
Rp.274.752.128.491.
J
ika
total downtime yang berpengaruh pada delay adalah sebesar 4% maka total biaya
untuk sisa hidup rel kereta R54 adalah sebesar
Rp 278.704.249.385
.
Jika total
downtime yang berpengaruh pada delay adalah sebesar 5% maka total biaya untuk
sisa hidup rel kereta R54 adalah sebesar
Rp 282.656.370.279.
Maintenance , Rel, Penambat, Bantalan, Kereta Api, jalan Rel, LCC