PT. XYZ merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang Fast Moving Consumer Good (FMCG) yaitu sebagai penyedia produk berupa makanan ringan dan minuman dalam kemasan. PT. XYZ memiliki gudang yang berfungsi untuk menyimpan dan mendistribusikan produk-produk dibawah lisensi ABC Grup ke depo-depo milik ABC Grup yang disebut sebagai Replenishment Distribution Center. Duplikasi aktivitas, kebijakan pengalokasian penyimpanan barang yang tidak berdasarkan kecepatan pergerakannya, dan tidak adanya display penunjuk letak penyimpanan menyebabkan adanya keterlambatan pemenuhan order. Keterlambatan tersebut mengakibatkan penumpukan barang di gudang sehingga menghambat aktivitas inbound dan outbound.
Langkah awal yang dilakukan adalah memetakan seluruh aliran informasi dan material yang terjadi pada proses di gudang RDC PT. XYZ menggunakan Value Stream Mapping. Langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan aktivitas menggunakan Process Activity Mapping. Selanjutnya mengidentifikasi pemborosan (waste) berdasarkan kriteria 8 waste dengan menggunakan checklist. Berdasarkan checklist diperoleh jenis pemborosan yang terjadi lalu dicari akar penyebab masalah menggunakan fishbone diagram.
Usulan perbaikan menggunakan pendekatan Lean Warehousing dengan penerapan Lean tools yang sesuai, berupa Warehouse Slotting, Visual Control, dan Key Performance Indicator (KPI). Dari hasil future state map perancangan usulan, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat pemborosan yang terjadi mengalami penurunan sebesar 59% dari 486,45 detik menjadi 198,57 detik. Total waktu proses berkurang sebesar 21,29% dari waktu proses eksisting sebesar 2.302,84 detik dengan nilai value added time menjadi 51,07%.
Lean Warehousing, Value Stream Mapping, Process Activity Mapping, Waste, Fishbone Diagram, Lean Tools.