PT. Dirgantara Indonesia (PT.DI) merupakan perusahaan yang memproduksi komponen pesawat terbang di Indonesia. Dalam memproduksi setiap part dan komponen pesawat diperlukan mesin-mesin yang mendukung proses produksi. Namun, jika terdapat mesin yang mengalami kerusakan secara tiba-tiba, maka proses produksi akan terhambat dan berakibat pada kerugian yang diterima oleh perusahaan. Umumnya proses pembuatan part atau komponen diawali dengan proses pemotongan (cutting) di bagian machining centre dan kemudian akan masuk pada proses forming di bagian metal forming. Mesin rubber press ABB merupakan mesin yang digunakan dalam proses forming. Untuk menjaga kelancaran proses produksi maka perlu meningkatkan performansi mesin dengan melakukan pengukuran Overall Equipment Effectiveness (OEE). Selain itu, perlu dilakukan pula perhitungan umur optimal mesin dan dilanjutkan dengan mendapatkan total LCC yang paling kecil. Metode yang akan digunakan untuk optimasi tersebut adalah metode Life Cycle Cost. Dari penelitian ini didapatkan gambaran kesesuaian faktor – faktor yang menentukan kebutuhan penerapan Total Productive Maintenance dengan kondisi perusahaan dan melihat faktor mana dari six big losses tersebut yang dominan mempengaruhi terjadinya penurunan efektivitas mesin
Berdasarkan perhitungan OEE, nilai OEE pada Mesin ABB pada tahun 2011 adalah 59.93 % . Nilai ini sangat jauh dari kriteria yang ditetapkan oleh Japan Institute of Plant Maintenance (JIPM), yaitu 85%. Berdasarkan perhitungan life cycle cost diperoleh total LCC terendah yaitu Rp 103,175,231,163.63 . Untuk mencapai LCC terendah ini perlu dilakukan optimalisasi jumlah maintenance crew menjadi 4 personil (1 ), umur mesin 5 tahun. Berdasarkan Total Productive Maintenance dapat ditentukan kebijakan untuk PT. Dirgantara Indonesia diantara lain : memaksimalkan pendayagunaan fasilitas (maximing overall equipment effectiveness) , autonomous maintenance by operator (perawatan oleh operator) , small group activities (aktivitas grup kecil) . Selain itu dari keenam losses tersebut dapat diurutkan dari losses yang paling besar dari hasil rata-rata losses mesin, yaitu machine breakdown, setup / adjustment ,reduced speed , defects in process , short stops, dan defects in startup. Faktor – faktor yang dapar mengurangi six big losses dapat ditentukan dari pada faktor manusia , mesin , metoda, material spare dan lingkungan. Manajemen Perawatan, Overall Equipment Effectiveness, Life Cycle Cost, Total Productive Maintenance