PT. Sipatex merupakan salah satu perusahaan yang berada di Majalaya, Bandung yang bergerak dibidang industri tekstil. PT.Sipatex menggunakan beberapa jenis mesin, salah satu mesin yang digunakan adalah mesin Jet-Dyeing. Jumlah mesin Jet-Dyeing pada perusahaan ini berjumlah 17 mesin. Mesin Jet-Dyeing merupakan mesin pencelup yang berfungsi sebagai pemberi warna terhadap kain. Mesin ini memiliki peran yang cukup penting dalam proses produksi di PT.Sipatex dan memiliki downtime yang cukup tinggi sehingga menimbulkan biaya yang besar, maka dari itu penentuan umur dan jumlah mesin yang digunakan merupakan suatu suatu hal yang penting untuk mengurangi life cycle cost dari mesin
Penelitian ini akan melibatkan beberapa metode seperti, FMECA yang digunakan untuk membuat Generic Maintenance Strategy dimana dalam penentuan Generic Maintetance Strategy dianalisis terlebih dahulu mode-mode kegagalan yang ada pada setiap mesin, penyebab terjadinya failure dan efek yang ditimbulkan pada mesin. Sehingga dapat ditentukan tingkat kekritiskan dari sub-sistem. Kemudian dicari preventive maintenance cost pada mesin yang kemudian akan digunakan dalam LCC (Life Cycle Cost). Preventive maintenance cost optimal yang dapat diraih mesih Jet-Dyeing adalah Rp 276.269.368.37. Melalui generic maintenance strategy dapat ditentukan penjadwalan perawatan dan kegiatan perawatan yang dapat dilakukan secara teratur sehingga dapat merngurangi laju kerusakan mesin. Dengan berkurangnya laju kerusakan maka life cycle cost juga akan semakin berkurang.
Metode LCC (Life Cycle Cost) digunakan untuk mencari jumlah mesin yang paling optimal, jumlah maintenance crew yang optimal, umur mesin yang optimal sehingga dapat diketahui life cycle cost yang paling optimum. Life cycle cost yang paling optimum ditemukan pada tahun ke 11 yaitu sebesar Rp 19,389,260,637.12. FMECA (Failure Modes Effect and Criticality Analysis) Generic Maintetance Strategy, LCC (Life Cycle Cost).