Perusahaan PT. Sipatex merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang
industri tekstil. Salah satu mesin yang ada pada PT.Sipatex ini adalah mesin
Finishing. Mesin ini memiliki peran yang cukup penting dalam proses produksi di
PT.Sipatex, maka dari itu penentuan kegiatan perawatan yang tepat merupakan
suatu hal yang penting untuk mendukung produktivitas perusahaan. Oleh karena
itu, perlu suatu kebijakan perawatan mesin yang efektif bagi mesin Finishing dan
optimasi penentuan interval waktu perawatan mesin dengan mempertimbangkan
karakteristik kerusakan, parameter distribusi dan biaya perawatan
Dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan beberapa metode seperti SRCM
(Streamlined Reliability Centered Maintenance)yang digunakan dalam penentuan
task yang sesuai dengan karakteristik failure-nya. Dan penelitian ini berfokuskan
pada sistem dan subsistem kritis mesin Finishing berdasarkan banyaknya
kerusakn yang terjadi serta dengan menggunakan analisis RPN (Risk Priority
Number) untuk mendapatkan sub sistem yang kritis berdasarkan resiko yang
dimiliki failure tersebut, dihasilkan sistem kritis, yaitu mechanical system dengan
lima subsistem kritis, yaitu Feeding device, Drying&heating, Entrance Device,
Cooling Device dan Plaiting. Subsistem kritis tersebut selanjutnya menjadi objek
penelitian yang kemudian ditentukan kebijakan dan interval waktu perawatan
yang tepat dengan menggunakan Streamlined Reliability-Centered Maintenance
(SRCM) dan Risk Based Maintenance (RBM). Dengan memadukan dua metode
ini diharapkan dapat menghasilkan kegiatan perawatan yang mampu
meningkatkan reliability subsistem kritis dengan biaya yang minimum.
Hasil pengolahan data menggunakan SRCM, didapatkan Total biaya untuk
mengimplementasikan perawatan usulan adalah Rp 563.180.742. Dengan Dengan
mengimplementasikan kegiatan perawatan usulan, perusahaan dapat melakukan
penghematan sebesar Rp 179.453.406.78. dengan rincian task perawatannya
adalah 3 Task kebijakan untuk komponen mesin Finishing yang meliputi
scheduled restoration task, scheduled discard task, dan scheduled on-condition
task. Terdapat 3 komponen yang termasuk ke dalam kebijakan scheduled discard
task, 2 komponen dengan scheduled restoration task, 9 komponen dengan
scheduled on-condition task. Interval waktu perawatan untuk masing-masing
komponen ditentukan berdasarkan kebijakan perawatannya dengan
mempertimbangkan karakteristik kerusakan, parameter distribusi dan biaya
perawatan. SRCM (Streamlined Reliability Centered Maintenance), RBM (Risk Based Maintenance), RPN (Risk Priority Number).