PT Pupuk Kaltim sebagai perusahaan produsen pupuk Urea dan Amoniak terbesar
di Indonesia dengan kapasitas produksi 2,98 juta ton urea per tahun dan 1,85 juta
ton amoniak per tahun, serta produksi pupuk NPK 500 ribu ton per tahun. PT.
Pupuk Kaltim memiliki peran yang besar ketimbang beberapa pabrikan lainnya,
hal itu bisa dibuktikan dengan cakupan pemasaran yang mampu memenuhi
kebutuhan pupuk nasional maupun internasional. Dikarenakan salah satu faktor
utama pendukung keberlangsungan proses di PT. Pupuk Kaltim adalah kelancaran
line proses produksi, maka perhatian khusus diberikan kepada alat transportasi
dalam line produksi tersebut yang berupa pesawat pemindah bahan kontinu
(Conveying Equipment), khusunya Conveyor 2873-V.
Berdasarkan diagram pareto dari ke 20 subsistem Conveyor 2873-V terpilih
subsistem kritis, yakni Idler Roller, Return Roller, Bend Pulley, Belt Conveyor,
dan Tail Pulley. Subsistem kritis inilah yang selanjutnya dijadikan objek
penelitian. Mulanya ditinjau terlebih dahulu melalui perhitungan availability dan
risiko dengan menggunakan metode Risk-Based Maintenance dan kemudian
didapatkan kesimpulan bahwa perlunya dilakukan perbaikan kegiatan preventive
maintenance existing dan penentuan interval waktu perawatan yang sesuai dengan
karakteristik kerusakan, maka selanjutnya menggunakan metode Reliability-
Centered Maintenance dirancanglah kegiatan perawatan yang optimal yang mana
merupakan kegiatan perawatan yang efektif dan efisien. Efektif ditandai dengan
sesuainya kegiatan perawatan dengan karakteristik kerusakan sedangkan efisien
mengacu pada total biaya perawatan yang harus dikeluarkan.
Berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan pada subsistem kritis dan
komponen Conveyor 2873-V, diperoleh 17 komponen dengan task scheduled
restoration, 12 komponen dengan task scheduled discard, 12 komponen dengan
task scheduled on condition, 5 komponen dengan task failure-finding dan 2
komponen dengan task run to failure. Sementara interval waktu perawatan
didapatkan berbeda tiap komponennya, disesuaikan dengan task yang diperoleh.
Setelah didapatkan interval perawatan, maka mampu ditentukan biaya perawatan
total yang harus dikeluarkan yaitu sebesar Rp 1,221,760,245.
Reliability-Centered Maintenance, Risk-Based Maintenance,