PT Dirgantara Indonesia (DI) merupakan perusahaan milik negara yang bergerak di bidang pembuatan pesawat terbang, helikopter, senjata dan juga menyediakan pelatihan serta jasa pemeliharaan (maintenance service) untuk mesin-mesin pesawat. PT Dirgantara Indonesia sebagai industri pesawat terbang dituntut untuk siap menghadapi pasar industri kedirgantaraan yang semakin kompetitif. Hal ini tentunya harus didukung oleh kegiatan operasional yang baik. Alat-alat ataupun mesin-mesin yang digunakan harus dapat bekerja dengan baik pula. Dengan banyaknya kegiatan operasional dalam hal pembuatan part-part pesawat yang ada di PT Dirgantara Indonesia maka tentu juga sering terjadi kendala ataupun kerusakan pada mesin-mesin yang digunakan. Kendala atau kerusakan pada mesin-mesin tersebut dapat menghentikan proses produksi sehingga perusahaan dapat mengalami kerugian. Dalam mempertahankan agar mesin-mesin tersebut selalu siap untuk digunakan kapanpun, maka harus dilakukan suatu maintenance. Corrective maintenance merupakan salah satu kegiatan yang dapat menjaga mesin agar dapat bekerja dengan baik. Namun kendalanya di PT Dirgantara Indonesia adalah kurangnya budaya knowledge sharing antar para karyawan. Tidak semua karyawan dapat melakukan maintenance suatu mesin. Pengelolaan knowledge sangat dibutuhkan untuk mencegah hilangnya knowledge sebagai aset perusahaan.
Knowledge conversion dengan metode SECI (Socialization, Externalization, Combination, Internalization) dapat dilakukan sebagai suatu metode untuk melakukan pengelolaan knowledge yang dapat dengan mudah dipahami. Perancangan best practice merupakan salah satu media yang dapat membantu proses knowledge conversion tersebut. Best practice merupakan landasan yang mudah dipahami untuk melakukan kegiatan corrective maintenance. Untuk memudahkan dalam memahami best practice tersebut, maka dalam penelitian ini juga dirancang sebuah storyboard yang akan digunakan sebagai pedoman pembuatan e-learning.
Pada penelitian ini dihasilkan storyboard yang berisi best practice kegiatan corrective maintenance mesin Millac 5H 6P. Best practice ini didapat dari proses brainstorming yang dilakukan dengan dua orang operator maintenance yang telah diwawancara pada tahap SECI (Socialization, Externalization, Combination, Internalization). Best practice yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa panduan pelaksanaan yang mudah dipahami dalam melakukan kegiatan corrective maintenance mesin Millac 5H 6P. Perancangan storyboard dari e-learning mengenai corrective maintenance dilakukan setelah best practice didapat. Best practice menjadi landasan untuk perancangan storyboard dari e-learning yang akan digunakan. Pada storyboard digambarkan setiap alur proses kegiatan corrective maintenance mesin Millac 5H 6P. Best practice tersebut sebaiknya dapat dijadikan pedoman dalam melakukan corrective maintenance mesin Millac 5H 6P. Knowledge, Corrective Maintenance, SECI, Best Practice