Rumah sakit merupakan salah satu unit kegiatan usaha yang bergerak dibidang kesehatan. Di setiap rumah sakit yang menjadi kunci keberhasilan dalam memberikan layanan kepada pasien salah satunya dengan menyediakan obat-obatan yang diinginkan pada saat dibutuhkan. Pada rumah sakit umum XYZ Bandung total persediaan obat melebihi dari total pemakaian bulanan obat untuk setiap jenisnya. Persediaan obat untuk jenis tablet merupakan obat yang paling banyak dari obat jenis lainnya yaitu sebanyak 74% (berdasarkan data persediaan tahun 2013). Sehingga obat jenis tablet menjadi penyumbang biaya persediaan terbesar di rumah sakit umum XYZ Bandung. Selama ini dalam pengendalian persediaan obat-obatannya, rumah sakit belum mengklasifikasikan nilai pemakaian obat dan tingkat kekritisannya melalui suatu metode pengklasifikasian tertentu dan masih melakukan pemesanan dengan jumlah yang tetap tanpa memperhatikan sisa persediaan yang ada. Hal tersebut yang menyebabkan terjadinya overstock sehingga berdampak pada membesarnya total biaya persediaan. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan pengklasifikasian obat dengan menggunakan analisis ABC dan Vital/Essential/Desirable(VED) dan perhitungan interval dan jumlah lot pemesanan optimum dengan sistem inventori probabilistik model Q dengan perhitungan hadley within dan sistem inventori dengan menggunakan metode joint replenishment. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa hasil klasifikasi obat jenis tablet dengan analisis ABC dan VED terdapat 2 kelompok obat yaitu obat dengan prioritas I dan prioritas II. Dengan menggunakan perhitungan model Q untuk obat prioritas I menghasilkan penghematan total biaya persediaan sebesar 68,7% dari kondisi aktual. Sedangkan dengan menggunakan metode joint replenishment untuk obat prioritas II didapat rata-rata penghematan total biaya persediaan sebesar 58% untuk masing-masing supplier. Analisis ABC, Analisis VED, Hadley-Within, Joint replenishment, Model Q.