PT. Holcim Indonesia Tbk merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang
manufaktur, yang memproduksi semen dan clinker. Permasalahan yang dihadapi perusahaan
selama ini adalah timbulnya produk cacat atau gagal dalam proses produksi clinker. Selama
bulan Juni sampai Nopember 2004 terdapat 7,05% produksi clinker yang cacat, dimana hal ini
menimbulkan kerugian yang besar bagi perusahaan. Oleh karena itu, PT.Holcim Indonesia Tbk
perlu melakukan upaya untuk mengendalikan dan meningkatkan kualitas produk clinker
dengan menemukan dan mengendalikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitasnya.
Six Sigma merupakan suatu metode pengendalian kualitas yang sistematis, ilmiah dan
setiap keputusan didasarkan kepada fakta dan data. Prinsip utama Six Sigma adalah mencapai
kesempurnaan (3,4 DPMO) dengan mengendalikan proses-proses yang terjadi. Tahap-tahapan
dari implementasi Six Sigma adalah Define Measure Analyze Improve Control (DMAIC). Pada
tahap define dilakukan identifikasi terhadap faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas
produk clinker dan perlu dilakukan proses perbaikan. Kemudian pada tahap measure dilakukan
pengukuran performansi kualitas pada tingkat output. Setelah kondisi eksisting terukur, maka
dilanjutkan dengan tahapan selanjutnya yaitu Analyze dimana pada tahap ini akan dilakukan
identifikasi sumber-sumber dan akar penyebab timbulnya masalah kualitas pada clinker serta
analisis stabilitas dan kapabilitas proses. Dan pada tahap improve akan diberikan usulan
perbaikan proses untuk meminimasi timbulnya cacat pada produk clinker.
Berdasarkan pengukuran yang dilakukan diperoleh hasil bahwa nilai DPMO untuk proses
secara keseluruhan selama periode Juli sampai Desember 2005 adalah sebesar 98.516 dan
kapabilitas sigmanya 2.8. Nilai sigma dan DPMO yang dihasilkan menunjukkan tingkat performansi perusahaan
dalam pengendalian kualitas prosesnya. Hasil ini masih jauh dari tujuan metode six sigma yang
diharapkan mampu menghasilkan 3,4 DPMO (zero defect). Sehingga dengan hasil tersebut
diperlukan adanya perbaikan yang berkelanjutan dan pengendalian kualitas produk clinker
secara kontinu.