Observer pattern muncul akibat adanya kondisi di mana satu state akan
dikirimkan ke beberapa objek, atau bahasa lainnya adalah broadcast
communication state. Pattern ini memungkinkan satu state dikirim ke berbagai
objek yang terdependensi dengan coupling yang rendah antara objek satu dengan
objek lainnya. Mediator pattern merupakan salah satu design apttern yang
tergolong ke dalam behavioral pattern. Mediator pattern bisa digunakan ketika
dalam kondisi banyak object butuh sebuah object untuk mengkoordinir
komunikasi diantara mereka. Dimana koordinator objek ini bisa melakukan
broadcast communication state. Pattern ini memungkinkan satu state dikirim ke
berbagai objek yang terdependensi dengan coupling yang rendah antara objek satu
dengan objek lainnya. Pada tugas akhir kali ini, dibuat sebuah perangkat lunak
yang mengimplementasikan observer pattern dan mediator pattern untuk
menyelesaikan sebuah kasus yang memerlukan broadcast communication state.
Untuk mengevaluasi observer pattern dan mediator pattern, dilakukan pengujian
serta perhitungan terhadap object-oriented metrics. Berdasarkan hasil analisis dan
pengujian object-oriented metrics, perangkat lunak dengan mediator pattern
memiliki kompleksitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan observer pattern
dan kalau dilihat dari sudut pandanng maintenance observe pattern lebih sulit
dibandingkan perangkat lunak dengan mediator pattern. Namun, jika dilihat dari
kohesinya observer pattern lebih baik dari mediator pattern. Dan jika melihat
pada reusability pada penggunaan method di coupling observer pattern lebih baik
dari mediator pattern design pattern, observer pattern, mediator pattern dan object-oriented