Maraknya kasus ledakan gas LPG merupakan masalah serius yang terjadi di Indonesia, terutama pada awal konversi penggunaan minyak tanah ke gas LPG tahun 2007 yang lampau. Hal tersebut terjadi karena masyarakat belum menyadari tentang bahaya kebocoran gas akibat rendahnya pengetahuan dan informasi tentang bagaimana menghindari ledakan akibat kebocoran gas LPG. Disamping itu, gas LPG tidak berwarna sehingga masyarakat seringkali tidak menyadari adanya kebocoran gas. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian dengan tujuan mengembangkan sistem deteksi kebocoran gas LPG.
Dalam penelitian ini dikembangan sebuah sistem deteksi kebocoran gas LPG berbasis WSN dengan protokol IEEE 802.15.4 yang diintegrasikan dengan smartphone. Penggunaan protokol IEEE 802.15.4 didasari oleh karakteristik low cost, low power, dan low data rate yang dibutuhkan pada WSN. Sedangkan penggunaan smartphone dengan akses internet memungkinkan user untuk dapat mengetahui adanya kebocoran LPG, dimanapun dan kapanpun. Dalam proses pengembangan sistem deteksi kebocoran LPG ini dilakukan beberapa tahap, yaitu: mengembangkan sistem, melakukan uji threshold sensor, menguji akurasi threshold sensor, uji RSSI, uji response time sistem, dan analisis performasi IEEE 802.15.4 terhadap system yang dibangun.
Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh beberapa analisis mengenai sistem yang dibangun. Sistem menghasilkan akurasi 100%, dengan threshold voltase keluaran sensor sebesar 0.5 volt pada lingkungan dengan suhu 24°C. Sistem bekerja secara reliable dengan rentang RSSI -64 hingga -77 dBm pada WSN. Rata-rata response time system adalah sangat minim, yakni 251.86 ms, terdiri dari komponen delay WSN 10.76 ms, dan delay dari server ke smartphone sebesar 241.10 ms. Trade off low power terhadap low data rate IEEE 802.15.4 tidak berpengaruh buruk terhadap sistem, dengan kontibusi 0.042% dari delay keseluruhan.
LPG, deteksi, WSN, IEEE 802.15.4, smartphone