Battery Monitoring System (BMS) merupakan konsep pengukuran parameter - parameter baterai seperti tegangan, arus, dan temperatur secara akurat dengan kemudahan bagi user mengakses data yang ditampilkan pada interface yang ada. Sistem monitoring baterai yang digunakan PT PLN APD Bandung masih dilakukan secara konvensional. Engineer hanya mendapatkan data kondisi baterai lowbatt atau tidak dari RTU yang ada tanpa ada proses monitoring lebih lanjut, sehingga BMS yang dirancang tepat untuk diterapkan pada sistem monitoring baterai PLN yang ada sekarang.
Dalam Tugas Akhir ini, dilakukan perancangan dan implementasi perangkat sistem monitoring baterai yang diterapkan pada sistem power supply PT PLN APD Bandung, sehingga mempermudah engineer melakukan proses monitoring baterai karena dilakukan secara periodik melalui koneksi GPRS dengan cara mengirimkan kondisi data terakhir ke server dan data tersebut dapat diakses melalui interface.
Perangkat hasil perancangan mampu menghasilkan persentase keberhasilan 66.667% dengan paket loss sebesar 5.8% dan delay yang terjadi 1518.7ms. Blok sensing yang digunakan terdiri dari empat buah divider dengan nilai linearitas, akurasi, dan presisinya adalah D1 = 99.9196%; 100%; 100%, D2 = 99.8936%; 99.98%; 99.9788%, D3 = 99.8931%; 99.98833%; 99.98668%, dan D4 = 99.8892%; 100%; 100%. Perangkat BMS ini telah diimplementasikan pada empat buah baterai VRLA Panasonic 12V 20Ah yang disusun seri sebagai DC Backup Power Supply pada gardu PLN. Baterai, PLN, Monitoring, Interface, BMS, GPRS.