Sistem proteksi pada saat berkendara menjadi nilai utama saat ini. SRS (Suplemental Restrain System) air bag merupakan sebuah perangkat untuk memberikan proteksi kepada pengendara dan juga penumpang saat terjadinya kecelakaan. Peran vital SRS air bag (kantung udara) yang amat penting ini, masih memiliki kelemahan pada beberapa kasus kecelakaan yang terjadi dengan sistem kantung udara yang tidak aktif meski terjadi hantaman yang berat. Hal ini dikarenakan crash sensor system yang masih bersifat mekanik.
Crash sensor (sensor tubrukan) merupakan sensor yang merubah terjadinya reaksi mekanis yang diproses secara elektronik sederhana untuk melakukan perintah pembakaran gas sodium azide (NaN3) dan potassium nitrate (KNO3) yang terdapat pada inflator. Dimana akan terjadinya sebuah ledakan kecil yang menghasilkan dorongan untuk mengembangkan kantung udara secara spontan dan kuat.
Hasil yang didapatkan dari pengujian sistem piezoelektrik menghasilkan tegangan dengan rata-rata ±2V. Tegangan ygang didapat dari impuls ini diperkuat sebanyak (dua) 2 kali penguatan pada LM 741 dan akan dibandingkan dengan tegangan 5V yang telah diregulasi pada regulator IC 7805 di LM 311 (voltage comparator). Tegangan keluaran digunakan untuk mengaktifkan optocoupler dan relay. Hasil yang didapat dari sistem keseluruhan, relay mampu beperan sebagai switch yang mampu memberikan beban catuan dan arus yang diberikan dengan sensitivitas piezo seesar 100%. Selain itu waktu tanggap yang didapatkan adalah 0,05s sama dengan waktu yang dmenjadi standar dari Takata Corp.selaku produsen air bag module. SRS Air Bag, Crash Sensor, Voltage Comparator, Piezoelektrik