Perancangan pengering surya tipe aktif dengan
kipas untuk membantu proses pengeringan, dan tipe tidak langsung yang memerlukan kolektor untuk menyerap radiasi matahari. Terdapat dua bagian pada pengering surya yaitu kolektor dan ruang pengering (drying chamber). Kolektor pengering
menggunakan kaleng soda sebagai penyerap energi panas (absorber)dan kemudian energi panas akan diteruskan ke ruang pengering.
Energi radiasi matahari (Qrad)
yang diterima kolektor diserap oleh absorber
. Terjadi proses perpindahan
panas radiasi, konduksi serta konveksi
paksa
selama proses pemanasan berlangsung. E
nergi yang hilang (
heat loss
)
,
pada
kaleng dan peristiwa konveksi,
dan energi yang diserap udara (Qu)
merupakan
energi yang diperhitungkan pada penelitian
.
Heat loss
pada proses pemanasan
yang terukur hanya pada kaleng dan peristiwa konveksi paksa
di dalam
absorber
.
Untuk menentukan
heat loss
,
energi yang diserap dan
efsiensi kolektor
dilakukan
uji suhu kaleng, sedangkan untuk mengetahui akurasi pada sensor yang digunakan
sebagai pendeteksi suhu dilakukan uji sensor suhu dengan membandingkan suhu
sensor dengan alat ukur suhu
yang sudah terkalibrasi
. Untuk membandingkan
suhu pada posisi kaleng
yang berbeda
dilakukan uji homogenitas kaleng,
kemudian untuk mengetahui perbandingan besarnya intensitas matahari dilakukan
uji
alat ukur intensitas dengan melakukan perbandingan posisi alat ukur.
Dari hasil pengujian diperoleh e
f
isiensi
sebesar 24,79% hingga 36,91%
dengan perolehan
h
eat loss
dari proses konduksi dan konveksi paksa pada kaleng
rata
rata yaitu sebesar
2,77 kJ, Qu rata
rata 9,42 kJ dan Qradiasi rata
rata 31,02
kJ.
Hasil analisis dari data yang diperoleh yaitu kenaik
an laju aliran dan
perubahan suhu antara input dan output kolektor mempengaruhi naiknya efisiensi,
sedangkan intensitas matahari tidak mempengaruhi efisiensi. Kenaikan efisiensi
akan terus terjadi selama selang waktu tertentu untuk proses pemanasan kolektor. Pengering surya, Kolektor , Intensitas Matahari, Efisiensi , Heat Loss