ABSTRAK
Enkripsi citra digital adalah proses menggunakan algoritma untuk mentransformasikan informasi agar tidak terbaca oleh pihak yang tidak diinginkan. Algoritma yang popular dikembangkan saat ini adalah algoritma chaotic yang menggunakan metode pengacakan citra.
Tugas akhir ini membahas mengenai analisis perbandingan algoritma Kubus Rubik dan Arnold’s Cat Map termodifikasi pada enkripsi citra digital. Pada penelitian sebelumnya, dilakukan perbandingan algoritma Kubus Rubik dengan Arnold’s Cat Map yang menghasilkan kesimpulan bahwa Kubus Rubik lebih baik dari pada Arnold’s Cat Map. Namun, pada penelitian tersebut, algoritma Arnold’s Cat Map hanya berdiri sendiri, dimana untuk proses dekripsinya sangat mudah dilakukan yakni hanya mengulangi iterasi hingga mendapat citra asli. Oleh karenanya, dibuatlah suatu modifikasi algoritma Arnold’s Cat Map dengan Chaotic Map.
Setelah dilakukan pengujian terhadap kedua algoritma, didapatkan hasil bahwa untuk waktu komputasi proses enkripsi maupun dekripsi algoritma ACM termodifikasi lebih singkat dari Kubus Rubik. Untuk pengujian analisis histogram, keduanya memiliki cipher image yang terdistribusi uniform, namun ACM termodifikasi bersifat uniform di setiap keadaan citra uji. Koefisien korelasi dari kedua algoritma mendekati 0 dimana berarti seluruh pixel telah teracak, dengan algoritma Kubus Rubik terkategori berkorelasi lemah sedangkan algoritma ACM termodifikasi tergolong berkorelasi sangat lemah. Nilai avalanche effect dari kedua algoritma rendah yakni Kubus Rubik 10,9375% dan ACM 0,78125%. Untuk algoritma ACM lebih tahan terhadap serangan noise sedangkan Kubus Rubik lebih baik terhadap brute force attack. Berdasarkan parameter performansi yang telah diuji, algoritma ACM termodifikasi lebih baik dari algoritma Kubus Rubik.
Kata kunci : Kubus Rubik , Arnold’s Cat Map, Chaotic Map