ABSTRAK
Stock split merupakan salah satu sumber informasi yang positif dimana harga saham menjadi relatif lebih rendah dengan maksud untuk meningkatkan jumlah likuiditas saham, menambah minat investor-investor kecil serta meningkatkan jumlah pemegang saham. Dalam penelitian ini penulis menggunakan dampak dari saham naik (split-up) dan bid-ask spread sebagai ukuran berpengaruhnya likuiditas stock split pada suatu perusahaan. Bid-ask spread mengandung informasi yang sangat penting bagi investor, dengan memperhatikan perubahan harga saham dapat membantu investor dalam pengambilan keputusan. Penelitian ini akan menguji adanya pengaruh bid-ask spread sebelum dan sesudah stock split tetapi dengan memperhatikan perusahaan bertumbuh dan tidak bertumbuh serta besar kecilnya ukuran suatu perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan bid-ask spread sebelum dan sesudah stock split tiap-tiap karakteristik perusahaan tersebut. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian komparatif dengan pendekatan kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham, jumlah saham yang beredar dan data mengenai bid-ask spread untuk masing-masing perusahaan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia. Metode analisis data yang digunakan adalah uji normalitas dan uji beda dengan menggunakan Paired Two Samples for Mean Test, dengan menggunakan software SPSS statistics.
Berdasarkan uji Paired Two Samples for Mean Test, hasil penelitian ini adalah bahwa terdapat perbedaan antara bid-ask spread sebelum dan sesudah stock split setelah semua variabel dinyatakan terdistribusi dengan normal. Bid-ask spread sesudah stock split lebih besar nilainya daripada sebelum stock split tetapi tidak meningkatkan likuiditas saham. Sehingga dapat dikatakan untuk periode 2010-2012, stock split dengan menggunakan bid-ask spread tidak memberikan peningkatan likuiditas yang lebih besar daripada sebelum stock split.
Kata kunci : Stock Split, Bid-ask spread, Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran Perusahaan