Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kinerja Bank Syari’ah dan Bank Konvenional sebelum, saat, dan setelah krisis ekonomi global ( 2006-2011 ) dari perspektif individual head to head maupun perspektif akumulasi Nasional lalu membandingkan signifikansi perbedaan kinerja rata-rata diantara keduanya. Untuk perspektif individu sampel Bank Konvensional dan Bank Syariah yang terpilih adalah semua Bank yang telah menyerahkan laporan keuangan tahunannya dan telah digabungkan menjadi satu oleh Bank Indonesia. Untuk perspektif individual, Bank Mandiri Konvensional mewakili Perbankan Konvensional dan Bank Mandiri Syariah mewakili Perbankan Syariah. Hasil penelitian ini adalah untuk perspektif akumulasi nasional rasio ROA Bank Konvensional lebih baik dibanding Bank Syariah, perbedaan rata-rata diantaranya keduanya tidak signifikan untuk periode sebelum dan saat krisis, sedangkan untuk periode setelah dan keseluruhan periode hasilnya signifikan.
Rasio ROE dan BOPO Bank Syariah lebih baik dibanding Bank Konvensional. Rasio ROE tidak menunjukan beda signifikan di semua periode sedangkan rasio BOPO tidak menunjukan hasil yang signifikan di semua periode ( sebelum, saat dan setelah krisis ) namun jika dilihat secara keseluruhan periode terdapat perbedaan yang signifikan. Berdasarkan Perspektif individual, Bank Mandiri Konvensional memiliki rasio ROA, ROE, dan BOPO yang lebih baik dibanding Bank Mandiri Syariah. Perbedaan rata-rata rasio ROA keduanya memiliki perbedaan signifikan pada periode sebelum dan saat krisis, dan tidak signifikan untuk periode setelah krisis dan keseluruhan periode. Rasio ROE tidak menunjukan perbedaan yang signifikan di semua periode. Rasio BOPO menunjukan perbedaan signifikan di periode sebelum dan saat krisis, sedangkan periode setelah krisis dan keseluruhan periode tidak berbeda signifikan.
Kata kunci: Rasio ROA, Rasio ROE, Rasio BOPO, Kinerja Bank Konvensional, Kinerja Bank Syariah.