Busana pengantin merupakan sebuah kesatuan antara busana pengantin pria dan busana pengantin wanita. Pada perkembangannya busana pengantin wanita jauh lebih variatif daripada busana pengantin pria. Tren mode ini mencakup perubahan perubahan pada model, corak, bahan, aksesori, maupun potongan busana. Dengan adanya variasi yang tersedia untuk busana pengantin barat, calon mempelai cenderung tidak mempunyai visualisasi akan gaun pengantin yang tepat terlebih calon mempelai wanita memiliki tubuh yang tidak ideal atau plus size. Pada wanita plus size hal ini akan sulit dicapai karena bentuk tubuh yang kurang proporsional. Oleh sebab itu, peran desainer sebagai perantara untuk menetapkan desain busana pengantin yang sesuai dengan keinginan calon mempelai dinilai sangat signifikan serta memanfaatkan kelebihan dari calon mempelai wanita yang memiliki tubuh plus size dan menutupi kekurangannya agar terlihat sempurna di hari pernikahannya. Pada perancangan ini desainer dapat membangun kepercayaan diri seseorang melalui busana pengantin dan memberi pengetahuan pada desainer yang bergerak dibidang busana pengantin mengenai desain busana yang sesuai dengan bentuk tubuh. Dengan mengunakan metode observasi, desainer dapat mengetahui selera pasar dan selera klien terhadap perancangan busana pengantin barat serta dengan adanya studi kasus desainer dapat mengeksplorasi tubuh klien dalam perancangan busana pengantin barat. Maka hasil dari sebuah perancangan melalui observasi dan studi kasus adalah sebuah busana pengantin barat yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan klien serta proporsi busana yang sesuai dengan kondisi tubuh calon mempelai wanita tersebut.