Standar yang digunakan untuk sistem komunikasi Wireless LAN adalah IEEE 802.11. Pada tahun 2009 dirilis standar IEEE 802.11n, standar yang diharapkan mampu memberikan nilai throughput lebih dari 100 Mbps. Permasalahan yang sering terjadi pada suatu jaringan WLAN adalah permasalahan kekuatan sinyal, kualitas sinyal serta jaminan user untuk mendapatkan layanan, sehingga jaminan Quality of Service merupakan hal yang harus diperhatikan dalam perancangan sebuah jaringan WLAN.
Pada Tugas Akhir ini diimplementasikan berbagai konfigurasi perangkat access point pada jaringan WLAN menggunakan standar IEEE 802.11n. Penelitian ini berbasis eksperimen implementatif dengan menggunakan metode non QoS untuk memberikan karakteristik dari jaringan WLAN yang dirancang menggunakan access point Cisco WAP321. Konfigurasi yang dilakukan adalah dengan mengubah nilai dari Beacon Interval, Fragmentation Threshold, RTS Threshold, dan Transmit Power di perangkat access point. Analisis yang dilakukan fokus terhadap nilai hasil pengukuran throughput yang didapat di sisi user menggunakan aplikasi wireshark. Pengujian dilakukan dengan eksperimen langsung menggunakan 10 laptop sebagai user dan mengakses layanan video streaming dari access point yang telah dikonfigurasi sesuai dengan skenario yang ditetapkan.
Dengan eksperimen yang telah dilakukan, diperoleh rata rata throughput tertinggi pada saat AP dikonfigurasi dengan nilai beacon interval 20 ms, RTS threshold 1024 bytes, fragmentation threshold 728 bytes. Throughput terendah didapat pada saat penggunaan mode non-QoS sedangkan cakupan terjauh yang dapat dijangkau oleh AP yaitu pada saat nilai transmit power 100%. Bagi user, rata-rata throughput tertinggi didapat pada kondisi user yang terdapat pada main lobe antena AP dengan keadaan LoS.
Kata kunci : WLAN, IEEE 802.11n, Throughput, non-QoS, RTS Threshold, Fragmentation threshold, Transmit Power, Beacon Interval.