Pada pengalokasian media penyimpanan skala jaringan (network storage), diperlukan konsep yang baru untuk meningkatkan efektivitas komunikasi antar storage server dan client. Pada network storage konvensional, setiap node berkomunikasi dengan storage server menggunakan single file image yang terdapat pada serversehingga memungkinkan terjadinya kegagalan node tunggal (single point failure) yang mengakibatkan node server untuk layanan tertentu tidak dapat diakses sama sekali.
Proses transfer file pada server dapat dimodifikasi dengan mengubah mekanisme menjadi end user-initiator-storage server dengan konsep redundant server initiator sebagaimana konsep yang terdapat pada Storage Area Network. Dengan demikian hal tersebut membuat setiap initiatornode yang ingin mengakses storage server harus memiliki file system yang sama dan mampu berkoordinasi satu sama lain. Untuk mengatasi hal tersebut diimplementasikan Cluster File System yang terpasang di setiap initiator node yang akan mengakses storage server. Mekanisme ini mendukung High Availability Clustering, setiap clusternode dapat mengakses dalam bentuk block-data pada storage server, dan file system pada setiap node merupakan Cluster File System yang dapat melakukan interkoneksi antar server dengan mekanisme fencing dan locking.
Pada Storage Area Network (SAN), Cluster File Systemyang diuji pada tugas akhir ini, memiliki failover delay yang bervariasi antara 6-12 detik, memiliki kemampuan IOPS yang seragam dengan nilai bervariasi bergantung kepada spesifikasi hardware yang terdapat pada node server dan mengakibatkan penggunaan resource memory dan CPU yang lebih besar pada saat menggunakan block data dengan ukuran yang lebih kecil. Disamping itu, Cluster File System menjadi suatu solusi agar setiap server tetap dapat mengakses Storage Serverdan dapat menghindari terjadinya single point failure