Dengan adanya pertumbuhan pelanggan dan perluasan jaringan pada jaringan LTE-Advanced di area Kotamadya Jakarta Timur yang menyebabkan adanya terdeteksi PCI konflik Collision dan Confusion. Berdasarkan hasil pengukuran terjadi penurunan nilai KPI dimana RSRP rata-rata sebesar -102 dBm dan RSRQ sebesar -16.11 dB yang menunjukkan kondisi jaringan kurang maksimal karena berada dibawah threshold yang seharusnya diatas -100 dBm dan -15 dB. Sehingga, perlu adanya proses optimasi salah satunya di sisi perencanaan pada lapisan fisik jaringan LTE, yaitu PCI (Physical Cell Identity) yang merupakan konfigurasi identitas sel yang digunakan untuk mengatur sistem ketetanggaan setiap sel, sehingga dapat mengurangi interferensi antar sel-sel.
Rangkaian optimasi yang dilakukan adalah berdasarkan jumlah site kondisi eksisting yang mempertimbangkan kebutuhan coverage untuk 5 tahun mendatang. Dimana skenario yang diterapkan adalah re-alokasi PCI berdasarkan jarak reuse yaitu 1 km, 2 km dan 3 km sesuai ketentuan vendor Huawei untuk mencapai kondisi penomoran PCI yang Collision Free dan Confusion Free.
Berdasarkan proses dan hasil simulasi menyatakan bahwa skenario optimasi untuk alokasi PCI berdasarkan jarak reuse, dapat mempengaruhi kualitas KPI dimana skenario jarak reuse 3 km telah memenuhi KPI target dengan persentase nilai RSRP diatas -100 dBm sebesar 85.61%, RSRQ diatas -15 dB sebesar 88.24%, SINR diatas 10 dB sebesar 83.297% dan Throughput diatas 20 Mbps sebesar 85.07%. Ketika menggunakan jarak alokasi sebesar 2 km yang merupakan standar ketentuan vendor untuk menentukan jarak alokasi reuse PCI berdasarkan 2x radius maksimum coverage, peningkatan persentase untuk RSRP sebesar 77.57%, RSRQ sebesar 80.63%, SINR sebesar 61.16% dan Throughput sebesar 73.57% belum mencapai KPI target. Kesimpulannya, bahwa jarak alokasi reuse 3x radius maksimum coverage lebih sesuai untuk diimplementasikan pada area Kotamadya Jakarta Timur.
Kata Kunci: Physical Cell Identity, Collisiom Free, Confusion Free, Key Performance Indicator.