Di Bursa Efek Indonesia terdapat 28 perusahaan yang sahamnya terkena suspensi dan sedang diminta pendapat atas rencana keberlangsungan usahanya (going concern). Going concern merupakan asumsi dasar dalam pelaporan keuangan sepanjang tidak terdapat bukti adanya informasi yang menunjukkan hal yang berlawanan. Di antara nya ada tiga saham yang perdagangannya terkena suspensi lebih dari dua tahun. Perusahaan yang disuspensi tersebut disebabkan karena ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan atau kewajiban pada saat jatuh tempo.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah hasil perhitungan dari model Altman, Grover, Sorins/Voronova dan Zmijewski dalam memprediksi kebangkrutan dari beberapa perusahaan yang telah di suspend pada periode 2014-2016.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan 7 objek perusahaan suspend sebagai sampel. Cara pengumpulan datanya adalah dengan mengumpulkan laporan tahun selama lima tahun berturut-turut dari perusahaan yang di suspend tersebut. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan menggunakan rasio-rasio keuangan dari setiap model kebangkrutan.
Berdasarkan hasil pengolahan data didapatkan bahwa model yang paling banyak memprediksi kebangkrutan adalah Altman dan Sorins/Voronova dengan masing-masing memprediksi 5 perusahaan yang akan bangkrut yaitu ATPK, BCIC, BLTA, SIAP dan SIMA. Sedangkan model yang paling sedikit memprediksi kebangkrutan perusahaan adalah model Zmijewski, yang hanya 3 perusahaan yang diprediksi bangkrut diantaranya adalah BCIC, BLTA dan SIAP.
Berdasarkan hasil penelitian, maka untuk 5 dari 7 perusahaan untuk meningkatkan penjualan atau mengurangi beban operasional perusahaan agar earning before interest and tax dan retained earnings yang ada tidak bernilai negatif.
Kata Kunci : Suspend, Altman Z-Score, Grover, Sorins/Voronova, Zmijewski