Laju pertumbuhan penduduk di kabupaten Garut terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, hal tersebut dapat mengakibatkan dampak buruk bagi daerah serta sumber daya manusia yang ada. Penyuluhan Keluarga Berencana merupakan salah satu strategi yang dilakukan oleh pemerintahan daerah untuk dapat menyeimbangkan pertumbuhan penduduk. Dalam membangun sumber daya manusia yang optimal dibutuhkan tenaga kerja ahli yang mampu mempengaruhi masyarakat untuk melakukan penyuluhan keluarga berencana. Penelitian ini dilakukan untuk dapat mengetahui pengaruh tidaknya kecerdasan emosional terhadap pengambilan keputusan pada pegawai penyuluhan keluarga berencana di kabupaten Garut.
Variabel kecerdasan emosional dilihat dari kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati, dan keterampilan sosial. Sedangkan variabel pengambilan keputusan dilihat dari motivasi, cara berpikir dan menganalisis, adaptasi dan melakukan perubahan, preferensi, dan pendapat.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Pengambilan sampel menggunakan metode non probability dan tipe sampling purposive sampling. Dengan jumlah populasi 334 orang dan sampel yang di dapat dari hasil perhitungan adalah 77 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan 77 kuesioner kepada pegawai penyuluhan KB pada Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) kabupaten Garut.
Hasil pengolahan data untuk analisis data menggunakan analisis regresi linear sederhana, didapatkan hasil bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara kecerdasan emosional terhadap pengambilan keputusan pegawai dan nilai signifikan 0,178 > 0,1 dan hasil koefisien Determinasi yang diperoleh sangat kecil yaitu 2,4%.
Kata kunci: Kecerdasan emosional, Pengambilan keputusan, Sumber Daya Manusia (SDM)