ABSTRAK
Pemilihan kontraktor merupakan salah satu hal yang penting dalam aktivitas penyelesaian suatu proyek bagi perusahaan. Pemilihan kontraktor merupakan masalah multi kriteria yang meliputi faktor-faktor kuantitatif dan kualitatif. Kuantitatif karena ada pengambilan data sekunder, sedangkan kualitatif karena penentuan kriteria melalui presepsi yaitu forum group discussion diinternal perusahaan. Belum maksimalnya pekerjaan yang dilakukan kontraktor PT. Ericsson Indonesia saat ini dengan banyaknya outstanding pekerjaan proyek, maka perlu dipertimbangkan kembali pemilihan kontraktor.
Dalam penelitian ini akan dibahas beberapa permasalahan yaitu kriteria-kriteria yang menjadi tolak ukur pemilihan kontraktor di PT. Ericsson Indonesia dan kriteria mana yang menjadi prioritas dalam pemilihan kontraktor, bagaimana penilaian atau prioritas terhadap kontraktor untuk setiap kriteria yang dijadikan tolak ukur pemilihan kontraktor, kontraktor mana yang sebaiknya dipilih untuk mengerjakan proyek telekomunikasi di PT Ericsson Indonesia. Populasi dan sampel dari penelitian ini adalah para pengambil keputusan dan pihak-pihak yang berada dalam departemen yang mengetahui kinerja kontraktor. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampling jenuh karena semua populasi dijadikan sampel.
Penelitian ini menggunakan metode analytical hierarchy process (AHP) dibantu dengan software expert choice. Dari hasil penilaian tingkat kepentingan kriteria dalam pemilihan kontraktor menghasilkan skala prioritas/bobot sebagai berikut: prioritas I kualitas (0,409), prioritas II harga (0,199), prioritas III kapasitas (0,148), prioritas IV peralatan (0.077), prioritas V kapabilitas (0.069), prioritas VI pengalaman (0.037), prioritas VII keungan (0.035) dan prioritas VIII OHS (0.026). Dari hasil penilaian tingkat kepentingan alternatif dalam pemilihan kontraktor menghasilkan skala peringkat sebagai berikut: ranking I kontraktor Telaga Pitu (0,467), ranking II kontraktor Sinergi (0,322), ranking III kontraktor Satu Nol (0,211). Penelitian ini juga menghasilkan bahwasanya pemilihan kontraktor dengan metode AHP lebih baik dibandingkan dengan cara pemilihan kontraktor yang sudah ada di PT. Ericsson Indonesia, karena pada metode AHP terdapat faktor konsistensi dalam penilaian, terdapatnya skala pengukuran untuk mendapatkan skor dan prioritas yang dapat diukur secara bersamaan dimana dalam metode yang sudah ada, hal tersebut tidak didapatkan.
Berdasarkan hasil analisis di atas, saran yang dapat diberikan adalah metode analytical hierarchy process (AHP) dapat dipertimbangkan untuk pemilihan kontraktor selanjutnya karena metode ini sangat fleksibel menyesuaikan goal yang ingin dicapai dan dapat menambah kriteria yang relevan dengan perusahaan, Sehingga dengan pemilihan kontraktor yang baik, diharapkan dapat membantu perusahaan Ericsson Indonesia dalam menyelesaikan target proyek yang diberikan oleh operator.
Kata Kunci: Analytical hierarchy process, pemilihan kontraktor, proyek