Perbankan nasional diperkirakan mengalami masalah permodalan ditahun 2020 akibat pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean. Gejolak yang terjadi pada perbankan syariah pada periode 2015 telah membuat bisnis perbankan syariah lesu dan mengalami pertumbuhan yang lambat pada saat itu. Meskipun pada 2017 bank syariah menunjukkan pertumbuhan yang positif, tetap saja tantangan masalah permodalan menjadi tantangan yang besar bagi perbankan syariah agar mampu bertahan dan terhindar dari masalah permodalan pada 2020 nanti.
Sebagai lembaga intermediary, bankdituntut agar dapat mengelola sumber dana yang dimilikinya. Keputusan yang penting dalam hal ini adalah keputusan struktur modal bank.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh profitabilitas, aset berwujud, tingkat pertumbuhan, ukuran perusahaan, dan likuiditas terhadap struktur modal bank. Sampel yang digunakan adalah tujuh Bank Umum Syariah di Indonesia dengan menggunakan metode purposive sampling. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif verifikatif, dan bersifat kausal. Data yang digunakan adalah data sekunder bersumber dari laporan keuangan triwulan Bank Umum Syariah selama periode 2012-2016.
Hasil penelitian melalui uji T menunjukkan bahwa secara parsial terdapat tiga variabel yang berpengaruh signifikan yaitu profitabilitas, aset berwujud dan tingkat petumbuhan. Sementara melalui uji F menunjukkan bahwa profitabilitas, aset berwujud, tingkat pertumbuhan, ukuran perusahaan, dan likuiditas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.
Bank Umum Syariah harus memperhatikan faktor-faktor permodalan, terutama faktor yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan struktur modal bank.
Kata Kunci: Struktur Modal, Bank Profitabilitas, Tingkat Pertumbuhan, Ukuran Perusahaan.