Seiring dengan meningkatnya jumlah dan tingkat persaingan industri telekomunikasi di Indonesia. Istilah manajemen rantai pasok tidak lagi dianggap sebagai hal baru bagi suatu perusahaan. Banyak perusahaan yang kini menerapkan manajemen rantai pasok dalam bisnisnya untuk mencapai efisiensi dan daya saing perusahaan. Dalam proses penerapannya, tidak menutup kemungkinan terjadi sebuah kejadian risiko yang mampu mempengaruhi kelangsungan proses rantai pasok. Gangguan yang terjadi pada proses rantai pasok mengakibatkan terganggunya proses pengelolaan bahan baku menjdi produk siap jual yang dapat merugikan perusahaan. Dalam penelitian sebelumnya disebutkan bahwa gangguan yang terjadi pada rantai pasok, berdampak negatif dalam jangka panjang bagi perusahaan dan banyak perusahaan yang tidak mampu pulih secara cepat dari dampak negatif tersebut, sehingga berpotensi mengancam kelangsungan bisnis perusahaan. Oleh karena itu pentingnya sebuah manajemen risiko rantai pasok yang bertujuan untuk mengendalikan kemungkinan terjadinya kegaglan yang terjadi selama proses rantai pasok berlangsung maupun dalam upaya meminimalisir dampak yang ditimbulkan oleh kegagalan tersebut. Perusahaan yang mampu menerapkan manajemen rantai pasok serta mengelola risikonya dengan baik, menjadi salah satu kekuatan perusahaan untukbertahan dan bersaing dalam sebuah industri.
PT Telekomindo Primakarya merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi sipil dan jaringan telekomunikasi. Selama berlangsungnya usaha, terjadi gangguan pada proses rantai pasok setiap tahunnya yang mampu mengancam kelangsungan bisnis perusahaan. sehingga perlu adanya sebuah manajemen risiko rantai pasok yang bertujuan untuk menjamin bisnis perusahaan.
Dalam penelitian ini dilakukan analisis serta aksi mitigasi risiko rantai pasok dengan menggunakan model House Of Risk (HOR). Model tersebut merupakan bentuk pengembangan dari metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Quality Function Deployment (QFD). Dengan demikian hasil analisis serta aksi mitigasi risiko yang dilakukan mampu meminimalisir dampak kerugian yang ditimbulkan oleh kejadian resiko tersebut secara efektif.
Dari hasil analisis teridentifikasi 17 kejadian risiko yang terjadi selama proses rantai pasok, dan terdapat 16 agen risiko yang menjadi pemicunya. Tujuh diantaranya termasuk ke dalam kategori agen risiko prioritas yang menunjukkan bahwa agen risiko tersebut memiliki andil sebesar 82.61% dari keseluruhan dampak risiko yang mungkin dialami perusahaan. Untuk mengatasi agen risiko prioritas tersebut terdapat delapan aksi mitigasi risiko yang dapat dilakukan perusahaan dalam upaya meminimalisir dampak yang ditimbulkan kepada perusahaan.
Kata Kunci: House Of Risk (HOR), Manajemen Risiko Rantai Pasok, Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), Quality Function Deployment (QFD).