Saat ini, ketersediaan alamat IPv4 sudah hampir habis, sehingga dieprkirakan tidak dapat mengakomodasi seluruh host yang berada di internet, sehingga dikembangkan protokol IPv6 sebagai pengganti IPv4 yang mampu memberikan jumlah alamat lebih banyak dibandingkkan IPv4. Agar tidak menginterferensi jaringan existing, migrasi IPv4 ke IPv6 perlu dilakukan secara bertahap, dengan mempertimbangkan kompabilitas perangkat existing. Mekanisme dual stack dan configured tunneling merupakan metode transisi yang memiliki kompabilitas terhadap perangkat existing [5] [14]. Tugas akhir ini mengimplementasikan mekanisme dual stack dan configured tunneling , dan dilewatkan layanan VoIP dan video call. Dari pengukuran QoS yang diperoleh, terlihat bahwa layanan VoIP dan video call yang dilewatkan pada jaringan dual stack cenderung memiliki nilai throughput lebih rendah dibandingkan dengan mekanisme dual stack. Hasil one way delay dan jitter juga demikian, nilai yang diperoleh oleh mekanisme tunneling cenderung lebih tinggi jika dibandingkan dengan mekanisme dual stack. Keseluruhan skenario yang dilakukan masih memenuhi standar yang telah ditentukan oleh ETSI. Pada pengukuran MOS, semua skenario yang dilakukan masih memenuhi standar yang ditentukan berdasarkan ITU-T P.800 dengan memenuhi kategori “Satisfied”. Pada pengukuran CPU usage dan memory usage, nilai yang didapatkan oleh mekanisme tunneling baik tunneling 6in4 maupun tunneling 4in6 cenderung lebih tinggi dibanding dual stack.
Kata Kunci : IPv6, Dual Stack, 6in4, 4in6, VoIP, Video Call