Accu Battery merupakan salah satu komponen terpenting di dalam sistem
kendaraan. PT XYZ merupakan salah satu industri manufaktur yang menghasilkan
Accu Battery terbesar di Indonesia. Berdasarkan data dari GAIKINDO sebesar 55%
dari penjualan mobil di Indonesia pada tahun 2016 – 2017 menggunakan accu
battery yang diproduksi oleh PT XYZ. Dalam mengoperasikan mesin dan
peralatan, PT XYZ memerlukan sistem perawatan mesin yang baik serta optimal
seperti pada mesin Dumping line 1 di section AMB CG yang memiliki frekuensi
downtime tertinggi pada tahun 2016 hingga 2017, yakni sebesar 292 kerusakan.
Oleh karena itu perlu adanya analisis Reliability, Availability, Maintainability
(RAM) dengan pemodelan Reliability Block Diagram (RBD) serta analisis Life
Cycle Cost (LCC) untuk mengetahui performansi mesin Dumping Line 1.
Berdasarkan hasil pengukuran performansi dengan menggunakan metode RAM,
diperoleh nilai reliability system sebesar 61,94% pada t = 112 jam dan untuk
mencapai nilai maintainability 100% membutuhkan waktu minimal selama 4 jam
dengan nilai inherent availability sebesar 99,81% dan operational availability
sebesar 99,72%. Dari hasil evaluasi yang telah dilakukan berdasarkan kebijakan
perusahaan dan Key Performance Indicator IVARA sebagai parameter
keberhasilan, indikator availability telah mencapai target indikator sebesar 95%.
Dari hasil perhitungan dengan metode LCC didapatkan nilai Life Cycle Cost
terkecil sebesar Rp646.175.379,30,- dengan umur optimal mesin selama tujuh
tahun dan jumlah maintenance crew sebanyak satu orang.
Kata kunci: Reliability, Availability, Maintainability, Reliability Block Diagram,
Life Cycle Cost, Key Performance Indicator.