Permintaan barecore tanah air semakin melonjak seiring bergeraknya kemajuan jaman. Jumlah kayu sengon di tanah air memiliki populasi yang sangat tinggi dibanding negara lain. Bertumbuhnya kebutuhan akan tempat tinggal menjadi tuntutan untuk menciptakan bahan baku rumah yang ringan dan mudah diaplikasikan. Barecore menjadi salah satu solusi untuk keperluan papan. Disamping bisa dijadikan sebagai bahan bangunan, bisa juga digunakan sebagai bahan pembuatan furniture rumah tangga. Populasi pohon sengon yang tinggi membuat masyarakat tanah air berlomba untuk mengolahnya menjadi barang yang lebih memiliki niai guna. Salah satunya pembuatan barecore dari kayu sengon. Jumlah produsen barecore tanah air semakin bertambah sesuai dengan permintaan yang selalu melonjak. Kebutuhan akan dalam negeri dan juga ekspor menjadi komoditi pasar barecore Indonesia. Perusahaan produsen barecore tidak memperkerjakan sedikit orang. Produsen barecore membutuhkan pekerja yang cukup banyak sesuai dengan jumlah kapasitas produksinya. PT Albasia Nusa Karya merupakan suatu perusahaan yang mempunyai proses utama yaitu melakukan pengolahan kayu hingga menjadi lembaran barecore yang bertempat di Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat. Penerapan teknologi informasi belum dilakukan pada operasional PT Albasia Nusa Karya. Semua proses bisnis yang dilakukan pada perusahaan untuk melakukan produksi dilakukan secara manual. Tentunya ditemukan banyak kelemahan ketika sistem yang berjalan masih secara manual. Salah satunya ketidakpastian informasi dari tiap fungsi yang ada pada perusahaan. Pengawasan yang tidak dapat berjalan maksimal antara tiap fungsinya juga berlaku ketika sistem yang berjalan masih secara manual. Diperlukan koordinasi antar tiap fungsi yang ada pada perusahaan untuk mendukung kegiatan produksi. Dengan demikian, dibutuhkan suatu sistem informasi yang didalamnya terdapat aplikasi pendukung untuk proses bisnis pada perusahaan PT Albasia Nusa Karya. Selain itu, untuk mendukung berjalannya sistem informasi dibutuhkan juga penyesuaian perangkat keras teknologi yang dapat mendukung berjalannya sistem informasi tersebut. Berdasarkan permasalahan diatas, PT Albasia Nusa Karya membutuhkan perancangan sistem yang saling terintegrasi satu sama lain. Kemudian sistem pengontrolan yang baik untuk mendukung proses yang lebih otomatis. Dalam hal ini perancangan Enterprise Architecture dapat menyelaraskan fungsi bisnis perusahaan dengan fungsi sistem informasi dengan tujuan perusahaan. Perancangan Enterprise Architecture dilakukan menggunakan TOGAF ADM yang merupakan best practice framework. Perancangan ini akan menentukan arsitektur pada fase Preliminary, Architecture Vision, Business Architecture, Data Architecture, Application Architectur dan Technology Architecture. Perancangan dilakukan hingga Technology Architecture karena kebutuhan perusahaan yang baru berproduksi dan sesegera mungkin membutuhkan dokumen perancangan untuk membangun sistem informasi pada perusahaan.