PT XYZ merupakan perusahaan yang memproduksi battery kendaraan terbesar di Indonesia. PT.XYZ memiliki beberapa section produksi. Salah satunya section Casting yang memproduksi grid yang merupakan komponen utama battery. Section casting terdiri dari 52 line produksi dari line-line tersebut terpilih Mesin Casting line 37 yang memiliki total downtime tertinggi sebesar 501 jam dengan frekuensi 10 kali kerusakan pada tahun 2016-2017 dan yang menyebabkan terjadinya kegagalan perusahaan dalam mencapai planning produksi. Untuk mengetahui penyebab dari downtime yang tinggi pada mesin casting line 37 dan kegagalan dalam mencapai target produksi perusahaan sangat perlu untuk mengetahui umur optimal dari suatu mesin agar tidak mengeluarkan biaya yang terlalu tinggi untuk melakukan perbaikan dengan menggunakan metode Life Cycle Cost (LCC). Selain itu perlu untuk mengetahui nilai efektiftas dari mesin casting line 37 untuk menentukan penyebab dari tidak tercapainya target produksi dengan menggunakan metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) dan nilai standar Japan Institute of Plant Maintenance. Berdasarkan metode LCC, menghasilkan nilai LCC terendah yaitu sebesar Rp 456.039.287,25 dengan umur optimal mesin 7 tahun dan jumlah maintenance crew sebanyak 1 orang dalam satu shift. Dan metode OEE didapatkan nilai OEE Mesin Casting line 37 sebesar 83,86 % yang berada dibawah standar yang ditetapkan oleh Japan Institute of Plant Maintenance. Dari analisis six big losses diketahui bahwa faktor yang sangat berpengaruh terhadap rendahnya nilai OEE mesin Casting line 37 adalah faktor reduce speed yang sebesar 70,409%.
Kata Kunci: Life Cycle Cost, OEE, Six Big Losses