Transportasi memegang peranan penting dalam aktivitas ekspor impor. Untuk memindahkan muatan dari dermaga menuju kapal diperlukan towing winch. Towing winch memiliki beberapa bagian diantaranya frame assy. PT XYZ merupakan perusahaan yang memproduksi APKL (Alat & Peralatan Kapal Laut). Mesin yang biasa digunakan untuk memproduksi APKL, khususnya frame assy adalah mesin Waldrich Siegen yang memiliki enam subsistem. Dengan menggunakan risk matrix diperoleh tiga subsistem kritis, yaitu table, arm, hydraulic. Mesin Waldrich Siegen sering mengalami kerusakan sehingga perlu dilakukan analisis RAM. Berdasarkan hasil pengolahan data RAM, pada t = 570 nilai reliability hydraulic (25%), arm (19%), table (17%) dan keseluruhan sistem kritis 0,79%. Maka waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan kondisi semula adalah table berkisar 4 jam (82%), hydraulic 2 jam (85%), arm 4 jam (80%). Nilai Inherent Availability sistem 99,16% dan nilai Operational Availability 92,18%. Berdasarkan evaluasi menggunakan world class maintenance key performance indicator, nilai availability indikator leading sudah mencapai target, sedangkan lagging belum mencapai target. Oleh karena itu perlu dilakukan kebijakan maintenance yang lebih baik. Kebijakan maintenance dapat ditentukan dengan metode RCM. Berdasarkan metode RCM didapatkan kebijakan preventive maintenance yang tepat 8 scheduled on condition task, 3 scheduled restoration task, 5 scheduled discard task. Dengan menggunakan metode RCM, PT XYZ dapat menghemat biaya perawatan sebesar Rp 504.835.261,05