Adanya tuntutan standarisasi lingkungan untuk ekspor barang membuat industri penyamakan kulit harus memperhatikan setiap aktivitas bisnis yang ada dengan dampaknya terhadap lingkungan. Dampak lingkungan dapat diminimalisir jika semua aktivitas bisnis terpantau dan terkelola dengan baik. Pemantauan aktivitas bisnis ini dilakukan dengan konsep green supply chain management. Tujuan yang ingin didapatkan dari penerapan konsep ini adalah untuk mempertimbangkan dampak lingkungan mulai dari proses pengadaan bahan baku dari supplier sampai dengan akhir dari semua produk.
Pada penelitian ini akan berfokus pada sistem green procurement. Untuk menerapkan green procurement diperlukan sebuah model yang dapat menentukan atribut hijau pada setiap proses bisnis. Atribut hijau ini dirancang menggunakan model supply chain operation reference (SCOR). Hasil dari model SCOR ini berupa key performance indicator (KPI) yang telah diberi bobot untuk menentukan tingkat kepentingan masing-masing KPI. Bobot diperoleh dari hasil perhitungan menggunakan metode analytical hierarchy process (AHP). KPI ini menjadi masukan dan pertimbangan dalam sistem green procurement. Pada penelitian ini terdapat 7 KPI yang akan digunakan dalam membangun sistem green procurement.
Sistem green procurement ini dikembangkan dengan berbasis enterprises resourse planning (ERP) menggunakan aplikasi Odoo. Sistem green procurement ini terintegrasi dengan sistem green manufacturing, green sales & distribution, dan green reverse logistic. Sehingga akan terbentuk sebuah aplikasi yang dapat memantau keseluruhan proses bisnis yang sudah ramah lingkungan.