Kurs rupiah terhadap dolar AS mengalami depresiasi yang cukup dalam pada tahun 2012-2015 kemudian membaik pada tahun 2016 hingga triwulan ke-III pada tahun 2017. Sementara IHSG mengalami fluktuasi setiap harinya dan harga penutupan cenderung meningkat di periode 3 Januari 2012 hingga 29 September 2017.
Keterkaitan antara pasar uang dengan pasar modal menyebabkan volatilitas kurs dan volatilitas IHSG diteliti apakah saling mempengaruhi atau tidak. Selain itu, pada penelitian ini juga dilakukan permodelan GARCH dengan memilih pemodelan yang paling baik untuk menganalisis pengaruh volatilitas kurs dengan volatilitas IHSG.
Dari pengambilan data sekunder dari 3 Januari 2012 hingga 29 September 2017 diperoleh data time series sebanyak 1404 hari yang dianalisis dengan beberapa metode yaitu, Uji Autokorelasi dengan metode Durbin-Watson, Uji Akar Unit Augmented Dickey-Fuller,Uji White, Pemodelan GARCH dan Uji Granger Causality.
Berdasarkan hasil penelitian, data kurs dan data IHSG yang mengalami masalah autokorelasi, tidak stationer pada level dan stationer pada diferensiasi pertama dengan mengubah data harian keduanya menjadi data return. Data stationer return kurs dan return IHSG mengalami masalah heteroskedastisitas, sehingga permodelan GARCH dapat dilakukan dengan menambah ARMA(3,1) ke dalam persamaan. Hasil permodelan GARCH(1,1) yang dipilih adalah volatilitas kurs mempengaruhi volatilitas IHSG. Uji Granger Causality menunjukan bahwa kurs dan IHSG memiliki hubungan yang kausal dua arah.
Penelitian ini menunjukan bahwa informasi kurs dapat memprediksikan kondisi harga indeks saham di pasar modal di periode hari berikutnya, begitupun sebaliknya. Prediksi tepat yang dilakukan oleh investor akan mengurangi risiko dan meningkatkan imbal hasil dalam berinvestasi jika pasar uang maupun pasar modal yang sedang bergejolak.
Kata Kunci: GARCH, Volatilitas, IHSG, Nilai Tukar