Konflik yang terjadi antara moda transportasi konvensional dengan moda transportasi online dalam penelitian ini dilatarbelakangi karena kehadiran angkutan online ditengah industri transportasi di Bandung yang di tolak oleh angkutan konvensional. Kemudian konflik ini melibatkan pihak terkait yaitu pemerintah yang berperan sebagai sebagai pihak mediasi antara angkutan konvensional dan angkutan online. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi konflik yang melibatkan moda transportasi konvensional dan moda transportasi online di Kota Bandung, mengetahui dilema-dilema yang muncul dan mengetahui bagaimana cara menghilangkan dilema kedua belah pihak agar terciptanya suatu kolaborasi.
Dalam penelitian ini menggunakan metode teori drama karena dinilai mampu menggambarkan, memodelkan dan menganalisis konflik yang terjadi antara moda transportasi konvensional dengan moda transportasi online serta pihak terkait didalamnya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu studi kasus dengan teknik pengumpulan data dengan cara dokumentasi (berita online). Data yang terkumpul kemudian diolah dan dianalisis menggunakan software Confrontation Manager.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat 4 persuasion dilemma yang muncul dan dirasakan pihak terkait pada frame pertama. Kemudian pada frame kedua terdapat 6 persuasion dilemma yang muncul dan dirasakan oleh pihak terkait. Dari frame pertama hingga kedua muncul sebanyak 10 persuasion dilemma. Agar terciptanya kolaborasi dan konflik terselesaikan maka masing-masing pihak dapat melakukan tindakan berbeda-beda untuk menghilangkan dilema tersebut. Tindakan tersebut dapat berupa angkutan konvensional berhenti melakukan tindak intimidasi dan mengizinkan angkutan online beroperasi, Pemerintah membentuk regulasi yang mengatur angkutan online sepenuhnya.
Kata Kunci: Konflik, Dilema, Teori Drama, Teori Permainan