Media massa, khususnya film, merupakan medium dalam menyampaikan informasi yang cukup mumpuni. Berbagai pesan dapat disampaikan lewat kemasan audio dan visual yang menakjubkan. Dan, yang lebih penting, film dapat menjadi perpanjangan tangan dalam menuturkan suatu wacana bahkan pandangan dalam berkehidupan sesuai dengan yang dimaksud, baik oleh pembuatnya ataupun para audiens yang menerimanya.
Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui bagamaina hegemoni dibangun lewat sebuah film dokumenter. Hegemoni di penelitian ini ditangkap sesuai pemikiran dari Antonio Gramsci, seorang Italia yang menyatakan konsep mengenai bagaimana suatu wacana dapat diterima oleh masyarakat luas, dengan tanpa adanya paksaan, namun penerimaan secara intelektual.
Metode yang digunakan oleh peneliti ialah metode penelitian kualitatif dengan analisis wacana kritis mode Sara Mills, yang melihat suatu wacana dari dua sisi, yakni Posisi Subjek-Objek dalam film dan Posisi Produsen-Penonton.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa, hegemoni dalam film yang terbangun secara sistematis dan menyeluruh, mulai dari sinopsis hingga bagian dalam film, yang berkolaborasi menjadi kesatuan pesan yang kuat. Poin “Penggusuran bukan solusi” yang di usung Watchdoc Production dalam “Jakarta Unfair”, merupakan titik vital dalam menangkap pesan yang tersampaikan. Dengan tersusunnya pesan dalam film, hegemoni terbangun dalam upaya menembus hegemoni yang terlebih dahulu terlontar lewat media pada arus utama. “Jakarta Unfair” menjadi tandingan dari hal tersebut, dan menjadi pembeda yang nyata. Hegemoni terangkum dengan meluas, yang kemudian dapat dikaitkan dengan perlawanan hegemoni, kepada pihak-pihak yang berdiri dengan kekuatan di belakangnya.
Kata kunci: Hegemoni, Analisis Wacana Kritis, Sara Mills, Film