ABSTRAK
Pada Desember 2017, PT Dirgantara Indonesia sedang menjalankan transisi sistem manajemen mutu AS9100 Revisi C menuju AS9100 Revisi D. AS9100 merupakan cakupan persyaratan SMM ISO 9001:2015 dan menetapkan tambahan persyaratan, definisi, dan tatanan industri penerbangan, antariksa, dan pertahanan. Pemenuhan seluruh persyaratan yang terdapat pada AS9100 Revisi D merupakan hal wajib yang harus diproseskan oleh perusahaan. Permasalahan yang terdapat di PTDI yang akan dibahas pada penelitian ini adalah tidak efektifnya tindak lanjut temuan audit pada pegawai produksi yang disebabkan oleh kurang kontrolnya pimpinan terhadap pegawai dan juga media akses hasil tindak lanjut temuan audit hanya melalui website yang tidak terdapat bukti bahwa pegawai tersebut telah mengaksesnya. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang perbaikan tindak lanjut temuan audit pada pegawai produksi di PTDI berdasarkan AS9100 sebagai standar SMM yang digunakan. Perancangan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan metode process design, dimana process design ialah metode yang berfokus pada perbaikan sebuah proses. Tahap pertama yang dilakukan pada metode process design adalah define scope and collection, yaitu merupakan tahap pengumpulan data yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah, data tersebut meliputi proses aktual tindak lanjut temuan audit dan kondisi aktual pada unit terkait sebagai data primer, dan profil perusahaan, visi misi perusahaan, struktur organisasi, deksripsi kerja, dan juga requirement AS9100 D klausul 5.1.1, klausul 7.3, dan klausul 9.2.2 sebagai data sekunder. Setelah data primer dan sekunder terkumpul, maka terjadi pengolahan data terhadap proses aktual tindak lanjut temuan audit dengan requirement klausul pada data sekunder yang menghasilkan akan menghasilkan GAP. Tahap kedua yang dilakukan yaitu “AS IS” modelling, yaitu melakukan pemodelan pada proses aktual tindak lanjut temuan audit yang pada penelitian ini pemodelan dilakukan dengan menggambarkan proses tindak lanjut temuan audit menggunakan flowchart. Tahap ketiga yaitu analysis and recommended change yaitu melakukan analisis dan perancangan, dimana pada proses analisis yaitu dilakukan perbandingan antara data proses aktual yang ada pada tahap sebelumnya dibandingkan dengan hasil gap dengan tujuan untuk menghasilkan usulan yang dibutuhkan pada penelitian ini. Setelah mendapatkan usulan gap, hal selanjutnya yang dilakukan adalah merancang perbaikan dengan berdasarkan teori terkait. Lalu, tahap terkahir yaitu process workflow change yaitu menjelaskan perubahan yang dilakukan pada proses tindak lanjut temuan audit. Hasil dari penelitian ini yaitu dilakukannya kontrol dari pimpinan terhadap pegawainya, dengan cara memperketat proses penyampaian hasil tindak lanjut temuan audit agar pegawai mematuhi aturan yang berlaku ditempat ia bekerja, memberikan sosialisasi terhadap pegawai akan pentingnya peran mereka terhadap SMM perusahaan, dan memberikan kompensasi terhadap pegawai dengan cara memberikan apresiasi maupun sanksi pada kinerja yang dihasilkan oleh pegawai. Dengan adanya usulan perbaikan, maka perusahaan secara tidak langsung menekan pegawai untuk mengikuti aturan yang berlaku dengan cara yang terstruktur.
Kata kunci : AS9100 D, Temuan Audit, requirement, flowchart, process design