Pada saat ini, jaringan akses optik menjadi salah satu teknologi yang terus dikembangkan karena memiliki keunggulan pada kapasitas bandwidth dan laju bit. Salah satunya adalah Passive Optical Network (PON). Next Generation Passive Optical Network stage 2 (NG-PON2) menjadi perkembangan terbaru dari teknologi PON yang dapat mengirimkan informasi dengan kecepatan ? 40 Gbps untuk sisi downstream dan 10 Gbps untuk sisi upstream. Penggunaan teknik TWDM dengan metode aggregasi OLT pada NG-PON2 dapat menjadi solusi jaringan broadband masa depan.
Pada penelitian ini, dilakukan simulasi jaringan NG-PON2 dengan membandingkan Erbium Doped Fiber Amplifier (EDFA) dan Raman Optical Amplifier (ROA) menggunakan perangkat lunak. Simulasi menggunakan empat kanal TWDM dengan total bit rate 40 Gbps pada sisi downstream dan 10 Gbps untuk upstream. Simulasi jaringan menggunakan splitting ratio 1:256 dengan jarak transmisi terjauh adalah 60 km. Simulasi skenario pertama dilakukan pada transmisi downstream dengan menambahkan optical amplifier sebagai booster amplifier. Skenario kedua dilakukan simulasi pada transmisi upstream dengan menambahkan optical amplifier sebagai pre-amplifier.
Berdasarkan dari hasil simulasi, didapatkan jenis optical amplifier terbaik pada transmisi downstream yaitu EDFA dengan nilai received power yaitu -23,99 dBm, SNR = 27,46 dB, Q Factor = 14,58, dan BER = 2,85 x 10-47, sedangkan pada ROA menghasilkan nilai received power yaitu -23,98 dBm, SNR = 27,27 dB, Q Factor = 14,36, dan BER = 3.97 x 10-47. Pada transmisi upstream, EDFA juga menghasilkan performansi yang lebih baik dengan nilai received power yaitu -24,16 dBm, SNR = 23,90 dB, Q Factor = 10,75, dan BER = 2,76 x 10-27, sedangkan pada ROA menghasilkan nilai received power yaitu -24,16 dBm, SNR = 22,56 dB, Q Factor = 9,49, dan BER = 1,07 x 10-21. Berdasarkan nilai tersebut, penguat EDFA lebih unggul apabila diiplementasikan pada sistem NG-PON2 berbasis TWDM – PON.