Penerapan teknologi jaringan seluler Long Term Evolution (LTE) di Indonesia saat ini sudah cukup merata, terutama di Kota Bandung. Jaringan seluler LTE sudah mulai banyak dipakai, dan orang-orang mulai beralih ke jaringan LTE ini dari jaringan 3G. Namun, penerapan jaringan LTE ini dirasa kurang optimal dikarenakan jaringan ini beroperasi pada frekuensi 900 MHz, yang mana pada frekuensi ini juga beroperasi jaringan seluler 2G. Hal ini menyebabkan terbatasnya bandwidth yang dapat dipakai oleh jaringan LTE sehingga berdampak pada jumlah user yang dapat dilayani pada suatu waktu. Untuk mengatasi hal tersebut, digunakan teknologi dari 3GPP yang dinamakan LTE-Advanced yang mendukung fitur carrier aggregation (CA), yang memungkinkan penggunaan dua band frekuensi kerja secara bersamaan.
Pada penelitian ini dilakukan perancangan jaringan seluler LTE-Advanced menggunakan metode inter-band CA pada frekuensi 1800 MHz dan frekuensi 2300 MHz dengan bandwidth 20 MHz pada masing-masing frekuensi. Perancangan dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu coverage planning dan capacity planning di Kota Bandung dengan operator yang digunakan adalah Telkomsel.
Parameter analisis yang digunakan pada penlitian ini adalah: jumlah cell, throughput, Reference Signal Received Power (RSRP), Signal to Interference plus Noise Ratio (SINR), dan user connected. Jumlah site yang dibutuhkan sebanyak 207 site. Dari hasil simulasi software Atoll 3.3, didapat nilai rata-rata RSRP -74,5 dBm, SINR 15,12 dB, user throughput 91 Mbps, dan user connected 99,6 %. Berdasarkan data yang didapat, telah memenuhi standar Key Performance Indicator (KPI) pada jaringan LTE.
Kata Kunci: LTE-Advanced, Carrier Aggregation, band frekuensi, LTE Planning