NG-PON2 pertama kali diperkenalkan oleh ITU-T pada tahun 2013 untuk standar G.989.1 dan dilanjutkan G.989.2. NG-PON2 memiliki bitrate sebesar 40 Gbit/s dan menjadi sistem yang menerapkan teknologi TWDM (Time and Wavelength Division Multiplexing). Namun dari banyaknya kelebihan NG-PON2 ternyata masih memiliki rugi-rugi yang menjadi pengaruh performasi jaringan dikatakan baik. Salah satu rugi-rugi NG-PON2 antara lain efek non-linier optik (Kerr Effect).
Jika diamati lebih dalam Kerr Effect dapat menimbulkan beberapa efek seperti, Self Phase Modulation (SPM), Cross Phase Modulation (XPM), dan Four Wave Mixing (FWM). Penelitian ini memiliki dua skenario untuk membuktikan pengaruh efek non-linier terhadap performansi NG-PON2. Pada skenario pertama menentukan sistem NG-PON2 yang akan diuji performansinya terhadap efek non-linier. Skenario kedua melakukan simulasi SPM dan XPM pada parameter bidirectional optical fiber dan simulasi n_2 (indeks bias non-linier) dengan mengubah nilai ordonya berdasarkan rumus indeks bias refraktif.
Penelitian ini menghasilkan parameter XPM dan SPM tidak signifikan mempengaruhi performansi NG-PON2. Penelitian ini juga mendapatkan penurunan performansi NG-PON2 secara signifikan terjadi pada nilai indeks bias non-linier dengan orde 10-18, sehingga dengan nilai orde yang besar dapat mengakibatkan kerusakan pada setiap kanal. Selain itu, NG-PON2 memiliki performansi terbaik pada spasi kanal 100 GHz dengan jumlah kanal 4 dan 8 lambda yang sudah dipengaruhi oleh efek non-linier.