Situasi jaringan existing network operator yang ada saat ini tidak terlepas dari perangkat IP/Optical network dan terdiri dari berbagai macam perangkat yang berbeda vendor, hal tersebut mempengaruhi efisiensi waktu dan juga biaya yang di keluarkan oleh network operator dalam melakukan service provisioning dan monitoring sebuah jaringan, hal tersebut menyebabkan kompleksifitas jaringan sehingga apabila terjadi lonjakan trafik antara source dan destination, maka congestion pun tidak bisa dihindari. namun dewasa ini teknologi SDN (software defined network) mengubah paradigma network operator dalam hal service provisioning dan monitoring sebuah jaringan. Nokia NSP (network service platform) merupakan sebuah platform SDN yang berfungsi untuk melakukan service provisioning, monitoring, maintenance, service automation dan network optimization.
Pada konsep jaringan tradisional, dimana fungsi path computation terdapat pada router itu sendiri, menyebabkan suatu link yang sering dilewati trafik mudah mengalami congestion di saat link yang lainnya tidak ter utilisasi dengan baik. Nokia NSP menerapkan konsep centralized PCE (Path Computation Element) yang memiliki tugas khusus sebagai path computation, dengan bantuan dari CPAA (control plane assurance appliance) yang bertugas memberikan data topologi jaringan secaranya menyeluruh sehingga Nokia NSP mampu melihat secara global kondisi network yang dikelolanya.
Pada tugas akhir ini dilakukan simulasi dan analisa bagaimana Nokia NSP dapat memaksimalkan link utilization suatu link IP/MPLS (multi protocol label switching) network. Dengan menggunakan dua metode yaitu penambahan Service LAG (Link Aggregation Group) pada NE (network element) dan penggunakaan algoritma STAR (Self-Tuned Adaptive Routing). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performansi Nokia NSP dalam menangani permasalahan congestion.
Dari hasil pengujian dan analisis, dapat disimpulkan bahwa ke dua metode untuk pencegahan congestion dapat di implementasikan dengan baik pada jaringan IP/MPLS menggunakan nokia NSP, dengan hasil link utilization yang paling baik adalah penggunaan algoritma STAR dengan hasil link utilization sebesar 46% dari total link antara endpoint 1 (source) ke endpoint 2 (destination)