ABSTRAK
Banyak perusahaan atau usaha yang gugur karena tidak dapat merumuskan strategi yang tepat dalam menghadapi masalah yang sedang atau akan dihadapi. Kesulitan dalam merumuskan strategi yang tepat sendiri adalah pemilihan alat bantu atau tools yang dapat membantu pemangku kepentingan dalam merumuskan strategi. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan teori Corporate Life Cycle atau siklus hidup perusahaan. Dalam siklus hidup perusahaan, perusahaan dapat mengetahui masalah-masalah apa saja yang sedang dan akan perusahaan hadapi dimasa yang akan datang, yang dapat membantu strategist dalam merumuskan strategi yang tepat. Untuk menggunakan metode ini, diperlukan analisa empat faktor yaitu Purpose, Adminstration, Entrepreneurial, dan Integration. Keempat hal ini perlu untuk diteliti karena dapat membantu perusahaan yang menggunakan metode corporate life cycle, dalam menentukan ada di fase manakah perusahaan dalam siklus hidup perusahaan. Fase yang sedang dialami oleh perusahaan memiliki suatu set atau kumpulan masalah yang akan dihadapi apabila perusahaan berkeinginan untuk naik tingkat ke fase selanjutnya. Posisi perusahaan didalam Corporate Life Cycle dapat diketahui dengan menganalisa empat faktor, yaitu Purpose (faktor P), Adminstration (faktor A), Entrepreneurship (faktor E), dan Integration (faktor I). Dengan menganalisa keempat faktor tersebut, dapat diketahui posisi perusahaan di dalam Corporate Life Cycle, dan mengetahui masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh perusahaan, dan strategi yang tepat untuk mengatasinya. Objek penelitian dalam karya tulis ini merupakan usaha kecil menengah (UKM) di Bandung yang menjual aksesoris cincin bernama District Artem. Setelah dianalisa, District Artem berada pada posisi Go-go (PaEi), memiliki beberapa masalah yaitu terlalu fokus terhadap penjualan, meeting yang tidak produktif, kewajiban dan peran yang tidak sesuai job desk, dan terlalu bergantung terhadap owner. Strategi yang cocok untuk perusahaan difase ini adalah penambahan kontrol pada perusahaan, penyebaran kewajiban kepada bawahan, pemilihan orang yang tepat untuk diembankan kewajiban, memiliki batasan dalam mengambil kesempatan, perbaikan transfer informasi dalam perusahaan, dan adaptasi secara terus menerus.
Kata Kunci: Corporate Life Cycle, PAEI, strategi